AgroEdu Jampang Community: Hadiri Dialog #PerempuanHebat Bersama Menteri PPPA

Hari Kartini yang selalu diperingati tiap 21 April merupakan sebuah momentum tepat untuk kembali menyuarakan pesan-pesan Ibu Kartini seperti kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam rangka pemenuhan hak sebagai manusia yang utuh. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) menyelenggarakan diskusi dengan tema #PerempuanHebat sebagai sebuah upaya untuk mengangkat prestasi dan sumbangsih yang dapat diberikan oleh seorang perempuan; tidak hanya bagi kehidupan individualnya tetapi juga bagi kehidupan di sekelilingnya.

Narasumber diskusi ini terdiri dari Yohana Yembise yang menjabat sebagai Menteri PP dan PA, Salma Indria Rahman (Pendongeng Boneka Jari), Yanti Nisro Corbett (Deputy Managing Director DEKA Marketing), dan Wida Nurfarida (Kepala Satuan Kerja Tol Cisumdawu, Pimpinan Proyek Pembangunan Tol, PUPR). Selain empat perempuan hebat tersebut, Heni Sri Sundani juga turut hadir sebagai pembicara. Heni merupakan seorang perempuan yang tak kalah hebatnya. Ia merupakan mantan TKI yang juga termasuk ke daftar Top 30 Social Entrepreneur, dan juga pendiri dari sebuah komunitas yang bernama AgroEdu Jampang.

Heni bercerita tentang lika-liku perjuangannya sebagai perempuan yang tumbuh besar di lingkungan yang jauh dari pusat pendidikan dan keramaian. Ia kemudian bekerja di Hong Kong mengadu nasib sebagai TKI. Heni lalu memutuskan untuk kuliah di Saint Mary’s University, Hong Kong dan berhasil lulus dengan predikat cumlaude sebagai sarjana bidang Entrepreneurial Management. Setelah lulus, Heni lalu pulang ke Indonesia. Di Indonesia, dia lalu mendirikan Gerakan Anak Petani Cerdas dan AgroEdu Komunitas Jampang di Bogor, Jawa Barat. Heni memberikan pendidikan gratis bagi anak petani untuk meningkatkan taraf hidup mereka.

Menteri Yohana mengakui bahwa pada saat ini sudah banyak perempuan hebat yang lahir di Indonesia dan muncul ke permukaan, namun bukan berarti tantangan tersebut telah usai sepenuhnya. Ada begitu banyak hal yang harus diubah, salah satunya pola pikir bagi masyarakat yang masih terpasung budaya, agama, maupun stereotipe lain yang masih saja mendiskriminasikan perempuan. “Perempuan adalah tiang negara, maka akses bagi perempuan untuk memenuhi haknya menjadi sangat penting, salah satunya adalah pendidikan,” ujarnya.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *