Komunitas 1000 kebun; Giat Kampanyekan Berkebun Organik

Kegiatan berkebun lazim dilakukan masyarakat di pedesaan. Saat ini kegiatan tersebut juga mulai dilakukan oleh masyarakat perkotaan. Kegiatan yang biasa disebut urban farming ini mulai merambah masyarakat perkotaan. Kegiatan ini dilakukan dengan menanam beraneka buah dan sayur sayuran di lahan-lahan kosong yang lokasinya berada di sekitar permukiman penduduk.

Adalah komunitas 1.000 kebun menjadi salah satu komunitas di Kota Bandung yang menggagas kegiatan berkebun organik. Mereka menanam beraneka jenis buah dan sayuran tanpa menggunakan pestisida dan zat-zat kimia berbahaya lainnya.

“Komunitas ini ingin mengedukasi masyarakat untuk bergaya hidup sehat melalui makanan. Caranya dengan menanam sendiri di rumah,” ujar Raden Galih Raditya, Ketua Komunitas 1000 Kebun di kawasan Arcamanik, Kota Bandung, belum lama ini.

Galih menuturkan pada awalnya dia melihat lahan kosong yang berada tepat di depan rumahnya di daerah Arcamanik. Lalu dia berinisiatif untuk memanfaatkan tanah kosong itu untuk kegiatan bercocok tanam.

Kondisi tanahnya saat itu tandus dan tidak bisa ditanami. Namun setelah direkondisi diberi pupuk, sekam hingga kemudian membuat tanahnya menjadi gembur.

Ada beragam jenis buah dan sayuran yang ditanam. Untuk buah-buahan seperti Anggur, Mangga, Nanas. Sementara untuk sayuran seperti swisschard (bayam), pakcoy, selada, terong.

Untuk sayuran ada yang dapat langsung dipanen dalam waktu singkat dan ada juga yang dipanen 3 bulan. Untuk sayuran seperti pakcoy dapat langsung dipanen dalam jangka waktu 40 hari. Sementara untuk swisschard dapat dipanen dalam jangka waktu 3 bulan.

“Dari kegiatan ini kemudian berhasil panen. Orang-orang di sini kemudian mulai nanya nanya. Hingga akhirnya kegiatan ini mulai menular ke tetangga-tetangga. Mereka mulai nanam sendiri di halaman rumahnya,” kata Galih.

Seiring berjalannya waktu, kegiatan berkebun mulai banyak diikuti oleh warga sekitar. Selain menggelar kegiatan berkebun bersama, para anggota komunitas rutin menggelar pertemuan setiap pekannnya untuk sekadar berkumpul, sharing dan membahas program kegiatan. Selain itu setiap satu bulan sekali mereka juga mengundang narasumber berkecimpumg lama di dunia berkebun, sociopreneurship untuk berbagi informasi dengan para anggota komunitas.

Tak hanya itu, komunitas ini juga sering menggelar event. Event yang dinamakan pasar sehat menjadi tenpat bertemunya para penjual dan pembeli untuk memasarkan produk sayuran dan buah organik.

“Di acara ini menjadi tempat bagi para anggota komunitas untuk menjual hasil dari kebunnya kepada masyarakat selain untuk dikonsumsi sendiri. Namun di Pasar Sehat ini juga bukan hanya stand-stand berjualan saja, tetapi kita ada workshopnya juga misalnya bagaimana cara menanam sendiri rumah secara organik. Jadi masyarakat mendapatkan ilmu yang bisa diterapkan di rumah,” kata Galih.

Selain itu, komunitas ini juga sering diundang ke sekolah-sekolah dan kampus-kampus untuk memberikan pelatihan cara bercocok tanam.

Saat ini anggota di komunitas berjumlah sekitar 80 orang. Mereka datang dari berbagai kalangan mulai dari ibu rumah tangga, pensiunan, dan anak-anak muda. Anggota yang datang tak hanya dari daerah situ saja, tetapi juga dari daerah lain juga ikut bergabung seperti Setiabudi, Dago, Antapani.

Jika ingin tau lebih banyak mengenai kegiatan dari komunitas 1.000 berkebun, komunitas ini juga aktif di media sosial. Mereka sering memposting rencana kegiatan dan program rutin yang dilakukan. Tak hanya itu tips-tips untuk bercocok tanam juga sering diposting di media sosal mereka. Untuk akun facebook yakni 1000 berkebun. Atau jika anda ingin melihat langsung kegiatan mereka silakan datang saja langsung ke Perumahan Arcamanik Endah Perluasan, Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik Kota Bandung.

Sumber: Merdeka

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *