Jakarta identik dengan kemacetan. Tak heran, Indonesia yang semakin banyak mengeluarkan kendaraan seperti mobil dan motor membuat penduduk Indonesia tak mau kehilangan momen untuk ikut membeli. Memang, kendaraan dibutuhkan, tetapi hal itu juga harus dibatasi. Selain itu, Jakarta merupakan kota yang memiliki penduduk terpadat, sehingga tidak heran jika Jakarta menjadi kehilangan lahan jalan. Setiap hari Jakarta dipenuhi oleh kendaraan roda empat dan roda dua. Bahan kimia yang dikeluarkan dari kendaraan-kendaraan tersebut juga sangat mengganggu. Bukan hanya itu saja, dengan karbonmonoksida yang terus ada membuat Jakarta menjadi panas. Kemacetan dan panas menjadi salah satu hal yang sering dikeluhkan oleh warga sekitar.
Dari hal-hal tersebut, maka terbentuklah suatu komunitas pejalan kaki atau yang disebut Jakarta on foot. Jakarta memang bukan kota yang ramah dengan pejalan kaki, tetapi komunitas ini juga mengajarkan para anggotanya untuk bisa menikmati keindahan kota metropolitan ini dengan berjalan kaki. Banyaknya tempat bersejarah dan wisata di Jakarta sangat banyak, sehingga komunitas ini membuat perubahan baru, selain untuk menikmati bagaimana Jakarta secara mendetail, komunitas ini juga bisa mengajarkan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar dan mengurangi penambahan karbonmonoksida yang diproduksi dari kendaraan. Selain itu, dengan berjalan kaki mengelilingi Jakarta juga akan menciptakan momen lebih seru dan sangat berkesan.
Komunitas Jakarta on foot merupakan komunitas yang berdiri di Jakarta sendiri. Komunitas ini dibentuk oleh 3 orang pengawas, yaitu Novi Kresna, Hanny Kusumawati, dan Windy Ariestanty. Komunitas ini terbentuk karena awalnya adanya cinta terhadap kota sendiri dan ingin menikmatinya dengan berjalan kaki. Setiap kota mempunyai beragam hal-hal bersejarah dan unik, sehingga memerlukan kedetailan lebih untuk bisa mengerti dan mengetahuinya lebih jauh. Dengan berjalan kaki, mereka akan lebih mengetahui apa saja yang ada di kota tersebut, sehingga mereka bertiga membentuk komunitas Jakarta on foot untuk mengerti bagaimana mengetahui yang ada di seluruh kota dengan berjalan kaki. Dengan berjalan kaki juga lebih mengetahui, dimana tempat itu berada dan harus melewati tempat-tempat apa saja.
Keliling Jakarta dengan berjalan kaki selain mengurangi pengeluaran zat beracun, dengan Jakarta on foot, mereka juga dapat menikmati setiap sudut kota lebih rinci, dibandingkan dengan berkeliling menggunakan kendaraan. Komunitas ini memang belum mempunyai jadwal khusus untuk melakukan perjalanan, tetapi komunitas ini mempunyai keinginan besar untuk bisa mengenalkan kota Jakarta kepada seluruh warga lokal maupun luar kota, atau bahkan mancanegara untuk bisa menikmati Jakarta dengan berjalan kaki. Komunitas ini juga mempunyai julukan untuk anggotanya, yaitu onfooter. Para anggota bukan hanya melakukan perjalanan bersama, tetapi mereka juga berdiskusi tentang tempat-tempat yang bagus di Jakarta.
Ketika perkumpulan dilakukan, mereka bukan hanya berdiskusi, tetapi mereka juga saling bertukar pikiran tentang tempat-tempat unik dan bersejarah di Jakarta beserta informasi tempat dan wilayahnya secara akurat. Informasi tersebut juga didapatkan dari warga sekitar, sehingga lebih dapat terpercaya. Ketika mengunjungi tempat tersebut, komunitas ini juga harus mempunyai pemandu. Pemandu yang diambil yaitu dari orang lokal tempat tersebut yang telah disepakati sebelumnya. Untuk rute perjalanannya juga mengikuti apa yang sudah ditetapkan oleh pemandu. Hal ini dimaksudkan agar rute perjalanannya berbeda, karena orang lokal akan lebih tahu daerah sekitarnya. Selain itu, orang lokal juga lebih tahu setiap sudut tempat tersebut. Cara inilah yang dipakai komunitas tersebut untuk bisa menciptakan kemenarikan perjalanan.
Sumber: Jakarta Hari Ini