Beni Sjamsuddin Toni: Buktikan Bahwa Karya Foto Kamera Ponsel Tak Kalah dengan Bidikan Kamera Profesional

Semasa duduk di bangku SMA, ia suka pergi ke belakang rumahnya yang punya pemandangan indah. Katanya, dari situ ia bisa melihat gunung dan hamparan sawah. Terpukau karenanya, ia pun menodongkan kamera ponselnya dan mengambil gambar pemandangan belakang rumah. Kegemaran inilah yang kemudian menjadikannya semakin jatuh cinta dengan dunia fotografi dan mendirikan sebuah komunitas fotografi berbasis ponsel beberapa tahun kemudian.

Pemuda ini bernama Beni Sjamsuddin Toni, pendiri komunitas fotografi ponsel yang ia beri nama Kofipon atau singkatan dari Komunitas Fotografi Ponsel. Komunitas ini awalnya ia dirikan sendiri saat masih duduk di bangku kuliah semester satu di Universitas Islam Negeri Yogyakarta.

“Saya memang suka foto-foto sejak lama, tapi berhubung DSLR masih mahal, jadi dulu pakai kamera pocket untuk foto-foto pemandangan. Eh, setelah lulus SMA, saya dibelikan ponsel dengan kamera paling canggih di saat itu. Kameranya 2 megapiksel, sejak saat itu saya makin gemar fotografi,” jelasnya.

Perjalanan pendirian komunitas ini bisa dibilang tak mudah, pasalnya Beni harus kesulitan dulu dalam hal menghimpun anggota komunitasnya. Bahkan, awalnya ia sempat malu dan ragu untuk memulai komunitas fotografi ini. Pikirnya, takkan ada yang mau bergabung dengan komunitas foto yang hanya mengandalkan ponsel sebagai “senjata” utamanya. Di tengah keraguan, ia nekat menggunggah karya fotonya di laman facebook KOFIPON. Tak disangka, unggahannya kala itu menuai pujian dan komentar postitif dari para pengikutnya.

Ia menambahkan seraya tertawa, “Tapi cobaannya tak berhenti sampai di situ saja. Di 2011 pernah saya berinisiatif mengadakan kopi darat di Monas,  bahkan sudah pasang banner kecil di dekat pintu, tapi nggak ada yang datang sama sekali, lho! Baru pada pertemuan kedua di kawasan kota tua ada teman-teman yang datang.”

Kemudian pada 2012, saat ia kembali ke Yogyakarta selepas magang di sebuah perusahaan di Jakarta, komunitas besutannya pun mulai terlihat arah tujuannya. Sejumlah kegiatan mulai direncanakan, salah satunya mengajak para anggota untuk mengunggah foto mereka di laman grup media sosial. Kemeriahan itu sontak membuat banyak orang ingin bergabung dan bahkan membuka cabang di luar Jakarta, seperti Medan dan Pontiana.

Meski dirundung banyak tantangan dan kesulitan di awal perjalanannya, pemuda yang kini menetap di kampung halamannya, Palopo, Sulawesi Selatan, Beni mengaku puas dengan apa yang sudah dilakukannya bersama KOFIPON selama tujuh tahun belakangan.

“Sebuah kepuasan tersendiri saat melihat komunitas yang saya bentuk mendapat banyak apresiasi dari masyarakat, dan terus menghasilkan aneka karya fotografi yang tak kalah bagus dengan bidikan DSLR,” jujurnya.

Tak hanya itu, Beni juga mengaku semakin banyak mendapat ilmu baru seputar fotografi. Ia berujar, “Yang ikutan dalam komunitas ini nggak hanya yang amatir, tapi banyak juga fotografer profesional. Mereka nggak pelit ilmu, begitu pun sebaliknya, saya dengan senang hati bisa berbagi ilmu fotografi ponsel.”

Baginya, fotografi ponsel kini makin digandrungi anak muda, apalagi dengan berkembangnya teknologi kamera pada ponsel keluaran terkni. Namun demikian, ia tak hanya menilai ini sebagai pertanda baik bagi fotografi ponsel, menurutnya ada sisi gelap juga dari kemajuan atau kecanggihan teknologi kamera ponsel saat ini.

“Semakin maju teknologi, kian banyak pula kemudahan yang ditawarkan. Hal itu ditandai dengan bermunculannya aplikasi foto yang secara instan dapat mengedit dan memberi berbagai efek unik pada hasil bidikan kita. Nah, hal ini yang akhirnya memicu generasi yang serba instan, malas mempelajari teori dan teknik fotografi ponsel,” ungkapnya menyayangkan.

Hingga saat ini, pemuda yang juga punya hobi mendesain dan membuat karya-karya video ini aktif jadi ketua dan pembina KOFIPON. Ia optimis, kelak komunitas ini akan semakin solid dan maju dalam menghasilkan karya-karya fotografi ponsel. Lebih daripada itu, Beni berharap KOPFIPON dapat terus membagikan ilmunya ke masyarakat luas, seperti yang sudah dilakukan selama ini, salah satunya dengan memberikan pelatihan ke berbagai sekolah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *