Yayasan Pulih: Ciri Anak yang Kecanduan Pornografi

Psikolog anak dan remaja dari Yayasan Pulih, Ika Putri Dewi, dikutip tabloinova.com, menjelaskan, kecanduan pornografi pada anak bisa menyusup melalui penggunaan internet.

Bentuk kecanduan pornografi pada anak, bisa berupa terus-menerus menonton konten pornografi, mencari-cari konten tersebut, hingga masturbasi.

“Usia di mana anak mulai punya dorongan seksual itu, kan, ketika ia masuk masa pubertas. Perlu dipahami, kini usia pubertas anak pun lebih dini.

Anak perempuan sekarang sudah menstruasi sejak usia 9 – 10 tahun.

Pada usia awal pubertas ini, kematangan seksualitasnya belum maksimal sehingga ia lebih berisiko untuk kecanduan pornografi,” papar Ika.

Meski demikian, apabila anak sudah terpapar pornografi sejak dini, ia tetap berisiko kecanduan pornografi meski usianya belum masuk tahap pubertas.

“Dia bisa menonton dan memutar konten pornografi secara berulang,” ujarnya.

Ika menambahkan, seksualitas pada dasarnya adalah insting yang dimiliki setiap orang.

“Masalahnya, sudah matang atau belum pemahaman anaknya? Jadi secara dorongan pleasure, seksualitas itu sudah ada, sudah menjadi insting. Tapi masalahnya adalah bagaimana ia memahaminya.”

Lantas, apa tanda anak kecanduan pornografi?

Pertama, ujar Ika, ia akan lebih intensif menggunakan gadgetnya. Terutama ketika malam hari atau dalam kondisi menyendiri.

Lantas, anak juga akan mengalami gangguan konsentrasi. “Dia bisa melamunkan hal-hal terkait seksualitas setiap waktu.”

Bahaya dari kecanduan pornografi ini, ujar Ika, bisa dibilang lebih parah dari narkoba.

“Pasalnya, otak kita akan mengatur segala hal, termasuk masalah yang paling primitive yaitu seksualitas,” tegas Ika.

Saat anak kecanduan pornografi yang otomatis berupa pleasure, maka hal lain dalam diri anak akan menjadi pasif.

“Padahal, usia anak seharusnya ia masih berkembang baik secara fisik maupun mental. Bila digempur pornografi sejak dini, maka perkembangan yang lain bisa berhenti. Anak akan mengalami gangguan konsentrasi dan mengurangi waktu untuk kegiatan lain.”

Sumber: Makassar Tribunnews

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *