Di bidang ekonomi, Nepal adalah salah satu negara termiskin dan perkembangannya paling lamban di dunia. Sekitar seperempat dari penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan. Pertanian menjadi andalan ekonomi—pertanian menjadi sumber mata pencaharian bagi hampir 70% dari masyarakatnya—sekaligus penyumbang sepertiga dari Produk Domestik Bruto (PDB) Nepal. Produk di bidang pertaniannya meliputi kacang-kacangan, tebu, tembakau, dan biji-bijian.
Tahun 2015 di bidang pendidikan, sekitar 339.000 anak-anak tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Ada sekitar dua pertiga dari anak-anak Nepal yang masuk ke sekolah umum, namun mayoritas siswa-siswa lagi-lagi gagal saat menghadapi ujian sekolah. 100 anak yang berada dalam suatu kelas hanya sekitar 30% dari mereka yang mampu bertahan. Minimnya kualitas pendidikan di Nepal ini diakibatkan kurangnya tenaga guru terlatih, berkualitas, berpengalaman, kepemimpinan, dan bahan ajar yang terbatas, serta tidak ada infrastruktur yang memadai Selain itu, Nepal masih mengklasifikasi rakyatnya menurut kasta tertentu, akibatnya anak-anak di kasta rendah merasa diasingkan dan menekan tingkat kreativitas mereka (Bhandari, 2015).
Apabila ditinjau dari sisi bidang kesehatan, Nepal termasuk daerah yang memiliki fasilitas perawatan kesehatan, kebersihan, gizi, dan sanitasi yang buruk, khususnya di daerah pedesaan. Bahkan, akses terhadap perawatan kesehatan dasar pun sangat terbatas. Kondisi ini terjadi akibat kurangnya pendidikan kesehatan di negara tersebut. Salah satu dampak yang mematikan akibat kondisi tersebut adalah diare, menurut data United Nations Children’s Fund sekitar 45.000 orang dalam setahun terserang penyakit ini, dan mayoritas dari mereka adalah anak-anak. 11% dari bayi yang ada meninggal sebelum ulang tahun pertama mereka, dua dari tiga anak usia di bawah 5 tahun menderita kekurangan gizi, dan lainnya berjuang menghadapi penyakit diare dan enam penyakit umum lainnya: difteri, batuk rejan, tetanus, campak, TBC dan polio (http://articles.latimes.com/).
Kathmandu sebagai ibukota Republik Demokratik Federal Nepal, dan negara Himalaya terbesar di Asia dengan populasi sekitar 1 juta penduduk. Kathmandu adalah pusat spiritual, pusat budaya, dan ekonomi dari Nepal. Sebuah kota kosmopolitan yang menjadi rumah bagi orang dari kelompok, etnis, dan agama yang berbeda, dengan mayoritas penganut Hindu dan Budha.
Masalah-masalah yang tercipta diatas telah menggerakkan Youth Center to Act for Nation (YOUCAN) tertarik untuk melaksanakan program YOUCAN GLOBAL HEROES 2017 – NEPAL untuk mendorong orang-orang untuk terlibat dalam mengatasi permasalahan-permasalahan di dunia ini, spark your empathy and be the light for the world.
Sumber: Laman YOUCAN