Misa Kampus UGM: Satukan Seluruh Mahasiswa/i Katolik di UGM

Organisasi pemuda-pemuda Katholik sudah berlangsung sangat lama dan kompleks. Pada tahun 1980-an, terbentuklah KMK (Keluarga Mahasiswa Katholik) terkait dengan situasi internal pendampingan kaum muda dan situasi politik pada saat itu. KMK tersebut terkesan ’terkotak-kotak’ berdasarkan fakultas masing-masing mahasiswa. Hal tersebut menimbulkan suatu kerinduan bagi beberapa mahasiswa untuk bergabung menjadi satu-kesatuan perkumpulan sebagai mahasiswa Katholik. Bermula dari rutinitas yang biasa dilakukan oleh mahasiswa Katholik pada saat itu, yaitu berkumpul dan mengadakan Misa bersama setiap minggunya, menambah semangat beberapa mahasiswa Katholik dalam membentuk suatu perkumpulan yang disebut Misa Kampus. Salah satu pelopor yang memiliki semangat yang tinggi untuk mendirikan Misa Kampus –biasa disingkat ”Miskam”– ini ialah Bapak Dr. T. Hani Handoko, M.B.A. (Dosen Fakultas Ekonomi). Meskipun ketika itu Miskam sudah berdiri di lingkungan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Miskam belum diakui oleh Rektorat UGM untuk masuk ke dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UKM UGM), khususnya pada Unit Kegiatan Kerohanian, sedangkan UKM UGM sudah mulai ada sejak tahun 1972.

Mulai dari tahun 2000, Miskam berkeinginan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di luar Misa, namun saat itu terjadi kesalahpahaman dengan KMK-KMK fakultas sehingga kegiatan Miskam tidak dapat berjalan baik. Miskam pun sempat mengalami vakum sekitar tahun 2004. Kekosongan kepengurusan ini mulai dibangkitkan kembali pada tahun 2006. Anggota sekaligus pengurus Miskam yang mengawali kebangkitan Miskam tersebut hanya sekitar 7 mahasiswa. Saat itu, program kegiatan yang disusun tidak lagi hanya berkutat pada kegiatan Misa tetapi sudah meluas pada kegiatan di luar Misa. mereka mulai mengubah mindset bahwa ’berkumpul’ tidak hanya berdoa saja melainkan melakukan sesuatu yang berguna dan bermanfaat juga bagi sesama. Kegiatan di luar Misa tersebut, seperti: kegiatan bakti sosial, sarasehan, Miskam on Sport (MOS), kegiatan bersama dengan forum mahasiswa yang lain, dan lain sebagainya. Berkembang wacana untuk membagi kepengurusan Miskam menjadi beberapa divisi agar menjadi lebih terarah, yaitu EO (Event Organizer), PH, dan semacam HRD (tapi saat itu namanya bukan HRD). Oleh karena keanggotaan Miskam saat itu belum terlalu jelas, maka wacana tersebut belum sempat terlaksana.

Kegiatan baru kembali berjalan pada tahun 2008. Wacana mengenai pembagian kepengurusan menjadi per divisi sudah mulai terlaksana dengan baik walaupun divisi HRD masih berjalan di tempat. Salah satu program baru yang disusun pada tahun ini ialah Misa White Day. Miskam pun mulai aktif dalam menerbitkan buletin. Pengalaman R. Harga Pramudya dalam mengurus buletin di sekolahnya dulu, membuatnya mampu diserahkan kepercayaan dan tanggung jawab untuk mengurus buletin Miskam. Selain buletin, Miskam memiliki Miscom (Miskam Communication) sebagai media komunikasi antara Miskam dengan KMK-KMK fakultas. Pada tahun 2009, sistem kepengurusan ketua diubah menjadi presidium dengan beberapa alasan. Untuk membuat kinerja Miskam menjadi lebih jelas dan efektif, maka kepengurusan dibagi menjadi 4 divisi, antara lain: EO, Pers, HRD, dan Humas.

Kepengurusan Miskam 2010 sudah mulai diakui oleh Rektorat UGM. Segala sesuatu yang berkaitan dengan kepengurusan sudah dijalankan dengan tertib, seperti dilakukannya pelantikan saat pergantian kepengurusan dan semua kegiatan diajukan dengan menggunakan proposal-proposal dengan persetujuan Rektorat UGM. Selain itu, Rm. Pramudyakara juga mengakui keberadaan Miskam meskipun kurang sesuai dengan paradigma beliau karena yang sebenarnya diharapkan ialah Miskam mampu mengepalai tiap-tiap KMK fakultas. Akan tetapi, dalam kenyataannya hal tersebut tidak dapat dipenuhi untuk alasan-alasan tertentu.

Sumber: Laman Misa Kampus UGM

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *