Indonesia Single Parent; Tempat Ajang Curhat Para Single Parent

Semua orang tentu tidak ingin menjadi single parent, apalagi label tersebut didapat karena perceraian, tentunya membuat beban psikologis semakin berat. Membesarkan anak sendiri, belum lagi dengan stigma negatif lingkungan masyarakat adalah makanan sehari-hari seorang single parent.

Sebenarnya, banyak cara dilakukan untuk menghilangkan beban psikolgis seorang single perent. Contohnya seperti curhat kepada teman atau pergi ke psikiater. Namun, kalau hal tersebut belum juga berhasil mungkin ada baiknya jika Anda bergabung ke komunitas Indonesia Single Parent.

Indonesia Single Parent, merupakan sebuah komunitas yang khusus didirikan bagi mereka para orangtua tunggal yang ingin berbagi cerita ataupun diskusi. Ide berdirinya komunitas ini berawal dari seorang Cahyo Dwi, pria tambun tersebut memiliki hobi untuk berselancar keluar masuk milis, di sana dia sering sekali menjadi teman curhat teman-temannya yang hamil di luar nikah, “Parah banget malah ada yang ingin bunuh diri,” kata Cahyo.

Saat menjelajahi dunia maya tersebut, Cahyo bertemu dengan Titi Atmojo, perempuan yang harus menerima kenyataan menjadi orangtua tunggal tanpa ikatan menikah. Lambat laun hubungan persahabatan semakin dekat dan merekapun sepakat untuk membuat blog dan mils khusus untuk single perent, “Tujuan kita membentuk komunitas ini ingin membantu meringankan beban orang-orang dengan status single parent, apapun latar belakangnya. Baik itu karena bercerai atau karena mereka memilih untuk tidak menikah,”,” kata Cahyo.

Menurut Cahyo, komunitas yang berdiri tanggal 14 November 2007 ini memiliki anggota hingga 800 orang, dan anggotanya bukan hanya berasal dari Indonesia saja tetapi ada juga yang dari Malaysia, Singapura bahkan hingga Belanda.

Walapun komunikasi antar anggota banyak dilakukan melalui dunia maya, komunitas ini juga sering mengadakan kopdar, meski jadwalnya tidak pernah ditentukan tetapi ajang pertemuan ini saat bermanfaat untuk ajang menambah teman“Kami selalu mendorong para anggota untuk saling berteman. Beberapa mungkin masih merasa trauma karena perceraian. Kalau ada orang yang memiliki masalah sama, biasanya mereka lebih nyaman berteman,” ujar pria yang berstatus masih single ini.

Sedangkan dimata Titi, komunitas ini sangat membantu dirinya saat dimasa-masa kesulitan. Di dalam komunitas ini dirinya banyak sekali mendapat dukungan dan masukan ketika menghadapi suatu masalah. Makanya tak heran saat ini, dirinya sudah merasa sangat pede dengan status yang dimilikinya saat ini.

Topik pembicaraan yang mereka bicarakan di milis pun sangat beragam, mulai dari bagaimana merawat anak, masalah hamil diluar nikah, hukum perceraian hingga hak asuh anak. Uniknya, meskipun namanya komunitas ini single parent, anggotanya tidak hanya orangtua tunggal. Ada juga anggota yang berasal dari keluarga baik-baik namun memiliki rasa empati tinggi terhadap para orangtua tunggal. Bahkan ada pula anak-anak korban perceraian yang turut menjadi anggota. “Bahkan ada juga anggota kita yang memiliki profesi sebagai pengacara, jadi kita bisa sekalian konseling secara gratis,” kata Titi.

Titi mengatakan, komunitas ini bukanya sebagai wadah yang mendukung perceraian, tetapi justru membantu mereka yang mengalami kesulitan pasca percaraian, “Kami tidak mendukung perceraian, karena bagaimanapun juga, jika perceraian terjadi anak yang jadi korban,” tutup Titi.

Sumber: Harian Suara

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

2 Comments

  1. lydia says:

    slamat malam. saya mw bertanya.apakah ada nama grup media sosial untuk indonesia single parent. bagaimana cara joinnya. trims.

  2. fina says:

    slamat siang, saya tinggal di bogor.bagaimana cara joinnya. trimakasih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *