Komunitas Dengsanak Purple; Beranggotakan Perempuan Pengusaha Kuliner

Dewasa ini banyak bermunculan komunitas di Tenggarong, dari yoga, aerobic, arisan hingga zumba. Namun, komunitas yang satu ini cukup unik, yakni pengusaha kuliner, yang beranggotakan para perempuan-perempuan pengusaha.

Komunitas ini bernama Komunitas Dengsanak Purple atau disingkat KDP. Ada sebanyak 11 orang pengusaha kuliner tergabung didalamnya, yang terdiri dari pengusaha kuliner, pakaian dan kecantikan. Sesuai namanya, komunitas ini terdiri dari ibu-ibu penyuka warna ungu. Komunitas ini ini terus melakukan perekrutan anggota baru yang memiliki visi dan misi yang sama.

KDP memang baru terbentuk pada 23 April 2016 lalu namun memiliki jadwal pertemuan rutin sebulan 2 kali. Pada pertemuan tersebut, mereka berbagi keahlian membuat kue kepada anggota lainnya yang memang tidak bisa membuat kue-kue tertentu. Kemudian hasilnya dipasarkan secara online.

Selain itu, KDP juga menerima permintaan katering dan snack box atau makanan kotak untuk acara-acara rapat.

“Selain online, kami juga menerima permintaan katering dan snack box untuk acara rapat,” kata Ketua KDP Indah.

Tidak ada dari mereka yang menonjol antara satu dengan lainnya kerena antara usaha satu dengan lainnya saling mendukung. Selain berbagi pengalaman, mereka juga saling berbagi peluang sehingga semuanya memiliki peluang usaha yang rata.

Kuliner yang ditawarkan komunitas ini selain sehat juga sangat aman bagi anak-anak, sebab tidak menggunakan penyedap rasa atau MSG, hanya mengandalkan kekuatan rempah sebagai penggugah selera makan.

“Makanan yang kami jual merupakan menu sehat dan baik untuk anak-anak,” ungkap Indah.

Dilanjutkannya, salah satunya kuliner yang menjadi andalan KDP yakni Pizza Kutai. Roti bakas khas Italia ini ditabur abon ikan tongkol, burger, chicken pei, rica-rica ayam, rujak cireng, nuget sayur wortel, bayam nuget keju non MSG.

KDP bahkan sudah eksis saat bazar kuliner ketika soft opening Sumarna Walk City (SCW) Tenggarong di kawasan Timbau, akhir pekan lalu. Mereka bersebelas menyewa tenda tersebut untuk memasang semua dagangannya mereka. Tentu saja, sewa tenda itu mereka tanggung bersebelas agar sewa lebih murah.

Sewa tenda itu sendiri perharinya sebesar Rp200 ribu, jika dibagi 11 orang maka masing-masing hanya merogoh kocek sebesar Rp18 ribu lebih perorangnya setiap hari.

“Lumayan bisa berhemat biaya sewanya,” tutur Indah.

Meski keuntungan menjadi priortas utama, namun KDP memiliki misi yang sangat mulia. Khusus di acara bazar lalu, seluruh anggota KDP sepakat menyisihkan keuntungan sebesar 10 persen untuk kegiatan sosial, yakni membantu warga kurang mampu, termasuk membantu pengobatan Hamka Hamzah, bocah pengidap penyakit langka encephalocele atau tidak menutupnya dengan sempurna tengkorak kepala.

Dalam kesempatan ini, Ratna berharap agar Pemkab Kukar bisa memfasilitasi ibu-ibu pada umumnya untuk membuka usaha seperti yang dijalankan KDP selama ini, seperti menyediakan tempat buat berjualan, seperti kios atau warung.

“Kita juga mau mengajukan bantuan modal buat usaha kelompok perempuan ke Pemkab lewat Badan Pemberdayaan perempuan,” pungkas Indah.

Sumber: 1NEWS

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *