Wardah Fajri: “Komunitas dan Blogging adalah Duniaku,”

Belasan tahun malang melintang di dunia jurnalistik, Wardah Fajri akhirnya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaanya dan fokus mengejar mimpinya menjadi seorang penulis blog atau Full Time Blogger. Tak berhenti hingga disitu, ia juga membentuk wadah berbagi dan mengembangkan diri khusus para blogger Indonesia yang ia beri nama BloggerCrony pada akhir tahun 2015.

Perempuan yang lebih dikenal dengan nama Wawa ini tentu tak sendirian mendirikan komunitas berslogan “Blogging, Networking, Empowering” ini, seorang teman blogger bernama Anesa Nisa (Co-founder BloggerCrony) dan suami Wawa, Satto Raji yang juga seorang blogger dan fotografer ini turut membantu dalam pengelolaannya. Kala itu keduanya yang memegang kendali komunitas pertama kali saat Wawa belum mengundurkan diri dari pekerjaannya di media.

“Aku ingin sepenuhnya menulis dengan leluasa dengan waktu yang fleksibel. Aku juga pikir, sudah cukuplah aku kerja di media. Aku udah nggak ada yang mesti dikejar lagi, jadi ya benar-benar menjalankan yang aku suka ini. Ya, kegiatan komunitas ini,” ujar perempuan kelahiran Tangerang, ini.

Nama “Crony” yang dipilih menjadi nama komunitas ini mungkin terdengar seperti bahasa asing dan memiliki konotasi negatif karena penggunaannya di era orde baru. Namun kata Wawa, sebenarnya kata ini diambil dari bahasa Inggris, yakni “Crony” yang bermakna kawan dekat. Pemilihan nama tersebut disesuaikan dengan tujuan dibentuknya komunitas penulis blog ini, yakni menjadi kawan dekat blogger Indonesia.

Lewat komunitas ini, Wawa ingin menghimpun para blogger untuk berbagi ilmu dan tumbuh bersama, siapapun mereka, penulis blogger pemula atau yang sudah profesional sekalipun. Bahkan, para penulis blog profesional diajak untuk berbagi ilmu kepada Karena bagi Wawa, maju dan tumbuh bersama jauh lebih baik ketimbang eksis sendirian.

“Masing-masing bisa berdaya sendiri, aku bisa berdaya sendiri juga, tapi kalau kita punya ilmu dan kesempatan untuk mengajak yang lain berdaya bersama-sama kita dan belajar sama-sama, kenapa enggak. Dan ini sangat memberikan saya kepuasan batin kok,” ujar Wawa.

Selain kecintaannya akan dunia tulis menulis, khususnya menulis blog, ada faktor lain yang mendorong seorang Wawa mendirikan BloggerCrony, hal itu ialah rasa cintanya terhadap dunia komunitas dan pemberdayaan masyarakat. Bagaimana bisa? Ternyata setelah ditelusuri lebih dalam, Wawa terinspirasi dari sosok sang ibu, Sumiah yang dulunya memang aktif dalam kegiatan komunitas di lingkungan rumahnya. Kata Wawa, sang ibu tergabung dalam komunitas Majelis Taklim.

Tak berhenti hingga di situ saja, aksi baik dari sang ibu juga menginspirasi Wawa berbagi kepada sesama, seperti yang ia lakukan sekarang melalui BloggerCrony. Aksi baik sang ibu ialah mewakafkan tanah pribadinya untuk digunakan anak-anak belajar agama. Jadi dapat dikatakan, Wawa tumbuh mewarisi kegemaran sang ibu akan dunia pemberdayaan masyarakat dan komunitas.

Rasa cintanya dengan dunia komunitas dan pemberdayaannya kian bertambah ketika ia diberikan kesempatan oleh perusahaan media besar tempatnya bekerja untuk pindah kerja dan mengurusi media khusus komunitas dan segudang programnya. Kata Wawa, kala itu ia seperti menemukan dunia yang selama ini ia cari. Ia juga bilang kalau kesempatan itu membuatnya mendapat banyak pelajaran baru, karena kesehariannya ia harus bertemu  dengan banyak orang baru, tak hanya dari beragam komunitas, tetapi juga humas atau public relations atau PR dari sejumlah brand atau perusahaan.

Tambahnya, “Meski sudah tidak bekerja, hubungan baik masih berjalan sampai sekarang. Saya masih berhubungan dengan teman teman PR dari perusahaan, kadang mereka tetap mengundang saya sebagai nama pribadi, seorang blogger independen. Nah, kemudian saya manfaatkan koneksi ini untuk memberikan kesempatan bagi para blogger di BloggerCrony untuk berkembang dengan membentuk ikatan partnership dengan mereka.”

Meski baru berjalan dua tahun, perkembangan komunitas yang dinahkodai olehnya langsung bersama sejumlah pengurus ini sudah berkembang pesat. Coba saja tengok jumlah blogger yang tergabung di dalamnya. Kata perempuan yang pernah salah mengambil jurusan teknik Informatika saat kuliah ini, jumlah anggota komunitasnya hingga kini jumlahnya ribuan dan terus bertambah.

Perkembangan komunitasnya ini juga terlihat dari banyaknya kegiatan yang diselenggarakan. Sederet kelas menambah skill blogger bersama pakar atau ahli dibidangnya, aksi sosial, hingga kerja sama dengan brand atau perusahaan telah dilancarkan. Seluruh kegiatan tersebut masuk dalam 3 pilar utama program komunitas, yakni Blogger Hangout, Blogger Care, dan Blogger View.

Ia menekankan, “Kerja sama atau partnership dengan brand dan perusahaan itu biasanya berupa launching produk atau menulis review event. Tapi kegiatan komunitas ini nggak melulu komersil sifatnya, ada pula dalam bentuk blogger gathering hingga undangan dari pemerintah dan swasta, misalnya dalam bentuk campaign.”

Akan tetapi tunggu dulu, perkembangan pesat yang ditandai dengan bertambahnya rekam jejak kegiatan dan banyaknya jumlah anggota ini ternyata dibarengi pula dengan bertambahnya tantangan bagi komunitas BloggerCrony. Tantangan itu dikatakan Wawa berhubungan dengan manajemen komunitas dan hubungannya dengan pihak luar.

Misalnya, ketika ia harus berhadapan dengan pihak luar komunitas, seperti brand atau perusahaan yang menjalin partnership. Sebagai founder dan pengelola, Wawa bersama pengurus lainnya harus putar otak memikirkan strategi dan mekanisme partnership yang seimbang.  Pasalnya, ia tak ingin kerja sama ini justru membebani blogger. Hak dan kewajiban masing-masing pihak yang membuat kesepakatan harus seimbang kata Wawa.

Ada hal lain yang juga membuat Wawa dan pengurus komunitas putar otak, yakni soal mekanisme pendanaan komunitas. Pendanaan yang bersifat mandiri atau self funding untuk dana operasional komunitas yang dijaga dalam sistem kas ini mesti memiliki pembagian yang adil.

Akan tetapi tantangan itu ia katakan justru memacunya jadi lebih semangat untuk belajar banyak hal. Dan ia menilai kalau tantangan itu tak sebanding dengan banyaknya ilmu yang ia dapatkan dari mengelola komunitasnya. Ilmu tersebut ia banyak dapatkan dari kesibukannya yang berhubungan dengan banyak orang baru, bertemu pakar beragam bidang saat membuat program komunitas, dan  bertemu banyak blogger berbakat sambil bertukar ilmu.

 

“Dengan mengelola komunitas, saya mendapat ilmu manusia, media sosial, komunitas, negosiasi dan banyak hal. Bisa dibilang saya itu learning by doing. Bahkan sebelum mengelola BloggerCrony, dari pengalaman bekerja di media saya belajar banyak hal berhubungan dengan PR. Oh ya, koneksi juga banyak saya dapatkan dan itu bermanfaat hingga kini,” ujarnya sumringah.

Meski disibukan dengan pengelolaan komunitas dan sejumlah tantangan yang menjumpainya di sepanjang perjalanan, Wawa mengaku tak pernah jenuh. Ia hanya kadang merasa lelah. Akan tetapi, ketika lelah melanda, ia selalu mengingat kembali tujuan awalnya membentuk komunitas dan kecintaannya dengan dunianya tersebut. Bahkan ia mengaku kalau orientasi hidupnya telah berubah dan ia menjadikan apa yang ia lakukan ini sebagai bagian dalam hidupnya. Ya, melayani sesama.

Ungkapnya, “Saya alami titik balik setelah kehilangan puteri saya. Saya merasa ini jadi tanda saya mesti makin dekat dengan-Nya. Saya kemudian sadar kalau saya hidup bukan untuk diri sendiri saja. Dan saya juga nggak mengejar apa-apa lagi sekarang, sudah cukuplah pengalaman saya. Sekarang fokus saja di sini, bantuin orang lain dan berbuat baik. Saya turuti mau Tuhan.”

Selain menjadi full time blogger dan mengelola komunitasnya, ternyata Wawa juga menjalankan profesinya sebagai konsultan komunikasi bidang komunitas dan media social strategist di sebuah perusahaan Public Relations. Kedepannya ia berharap komunitasnya dapat memiliki standar profesional dan perlindungan untuk blogger, karena kata Wawa, blogger tidak seperti wartawan yang punya perlindungan Dewan Pers atau lembaga profesi wartawan.

 

Dokumentasi: Wardah Fajri/ Wawa Raji

 

1 Comment

  1. Wardah Fajri says:

    Terima kasih ulasannya. Semoga bermanfaat. Salam Komunita!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *