Comicotopia; Ruang Kreatif Untuk Anak Muda Pembuat Komik di Bali

Pernahkah terbesit di benak Anda untuk menjadi seorang komikus? Tidak hanya mengoleksi ribuan seri komik dan sekadar membacanya di waktu luang, melainkan mencoba menjadi seorang Gosho Aoyama (Detective Conan: The Series), Fujiko F. Fujio (Doraemon), atau bahkan Stan Lee (Spiderman, Batman). Setidaknya hal tersebutlah yang dikerjakan oleh kawan-kawan dari Komunitas Comicotopia. Iya, mereka semua ingin menjadi seorang komikus.

Adalah Wayan Suma Bagia, pencetus berdirinya Komunitas Comicotopia yang melihat banyaknya anak muda Bali yang memiliki passion dan potensi besar di bidang ilustrasi dan komik, namun minim komunitas yang mewadahi mereka. “Bercermin dari masa lalu, ketika membuat komik, kami bingung membawanya kemana. Ketika hal itu susah dicari di regional kami yaitu di Bali, akhirnya tercetuslah ide untuk membuat wadahnya sendiri,” ungkapnya.

Nama Comicotopia yang terdengar tak biasa ini sesungguhnya berasal dari kata “Comic” berarti komik dan “Utopia” bermakna semacam zona ideal atau wonderland. Comicotopia diharapkan mampu menjadi ruang kreatif yang mempertemukan para pembuat komik, penulis cerita, dan ilustrator untuk saling berbagi pengalaman dan ilmu serta bersama-sama meningkatkan skills dalam pembuatan komik.

Membuat komik bukan perkara mudah. Ini merupakan pekerjaan kolaboratif antara ilustrator dan juga penulis. Kedua talenta tersebut saling melengkapi. “Banyak komunitas penulis, banyak komunitas Ilustrasi. Namun, yang menggabungkan keduanya dan menjadi komunitas komik di Bali ini masih sangat minim,” terang pria yang akrab disapa Ai Shuma ini.

Kawan-kawan Comicotopia mengaku memang lebih fokus pada proses pembuatan komik, baik dalam penyusunan ide cerita maupun ilustrasi. Tidak banyak anggota yang menjadi kolektor komik sejati. Menurut Ai Shuma, mereka tidak bisa dikatakan sebagai kolektor komik, tapi hanya menjadikan komik-komik sebagai referensi untuk menciptakan karya. “Kebanyakan anggota lebih suka membaca komik Jepang dan ada beberapa juga yang suka baca komik amerika dan sekarang kami lebih banyak mencari komik-komik karya komikus Indonesia,” jelasnya.

Kumpul-kumpul

Semenjak didirikan pada 11 Agustus 2013 lalu, Comicotopia berhasil menarik atensi para pencinta komik di dunia maya. Di grup Facebook komunitas ini saja sudah tercatat sekitar 200 anggota yang berasal dari Bali maupun luar Bali. Tidak hanya aktif di media sosial, Comicotopia juga sering mengadakan gatheringsecara offline untuk mengumpulkan anggota-anggota yang aktif.

Mereka yang mengikuti gathering biasanya adalah mereka yang sudah terbiasa membuat komik atau sebatas membuat ilustrasi saja, bahkan ada juga yang berbakat menulis.“Biasanya yang kumpul memang tidak terlalu banyak, hanya sekitar 10-15 orang dan mereka berasal dari Bali saja, seperti Denpasar, Tabanan, dan Gianyar. Ada anak kuliahan maupun yang sudah bekerja” jelasnya.

Banyak aktivitas kreatif yang digelar Comicotopia dalam setiap gathering-nya. Salah satunya adalah sesi “Comicotopians Invasion”, kegiatan jalan-jalan bersama, pergi ke suatu tempat untuk memburu ide dan menuangkan ide tersebut dalam sebuah komik. “Invasi ini kami biasa lakukan satu sampai 2 kali per bulan dengan tempat invasi yang berbeda-beda tentunya,” papar Ai Shuma.

Tak hanya itu, Comicotopia juga sering aktif di grup Facebook mereka dengan memberikan monthly theme kepada para anggotanya. Aktivitas online ini biasanya memberikan PR bulanan berupa komik atau pun cerita pendek untuk seluruh anggota, agar bisa menjaga konsistensi dalam berkarya.

Comicotopia juga membuat sejumlah workshop bulanan yang berisi sharing bersama dengan narasumber dari admin, member dan juga di luar komunitas. Mereka juga membuat “Personal Projectopia” untuk mewadahi karya-karya personal para anggota yang ingin mereka share.

Seluruh karya anggota yang berasal dari program-program Comicotopia tersebut dirangkum di dalam sebuah zine bulanan bertajuk “COMICOTOPIA ZINE”. Zine tersebut telah terbit sebanyak dua edisi, sementara untuk edisi ketiga masih dalam proses penggarapan.

Tidak hanya kegiatan intern komunitas, Comicotopia juga beberapa kali diundang untuk memeriahkan gelaran kreatif seperti Bali Community Day dan 48Family Bali Gathering 3. “Mengagetkan ketika diundang ke beberapa event komunitas mengingat kami masih terbilang baru,” kesannya.

Lahirnya Komunitas Comicotopia diharapkan mampu meningkatkan minat kreatif anak-anak muda Bali di bidang komik maupun ilustrasi. “Berharap agar banyak komik yang lahir dari tangan anak muda Bali sendiri, sehingga suatu saat astungkara Bali bisa menjadi salah satu ‘utopia komik’ di Indonesia, bahkan dunia,” pungkasnya.

Sumber; MONEY INSIGHT

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *