Komunitas Manis Jabodetabek; Ubah Sampah Struk Belanja Menjadi Lebih Berharga

Umumnya struk belanja selalu dibuang begitu saja seusai kita berbelanja. Kini, bagi sebagian kalangan, struk pembelian bisa bernilai.

Era digital membuat semuanya bisa lebih mudah. Bahkan, barang yang dianggap sampah pun kini bisa menjelma menjadi berharga. Sentuhan teknologi yang tepat bisa mengubah menjadi bernilai. Dan, bisa menutupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Struk tidak lagi dianggap tidak penting. Lihat saja Komunitas Manis Jabodetabek. Mereka membalikkan kenyataan di tengah masyarakat. Kertas yang berisi daftar belanjaan kita bisa tetap bernilai. Salah satunya dengan melakukan snap dan earn diaplikasi manis.

Para anak muda tersebut memanfaatkan aplikasi tersebut untuk mendapatkan poin yang nantinya bisa ditukarkan menjadi voucher makan, belanja, bensin, dan donasi.

Aplikasi yang mengusung jargon your universal loyalty points dimulai 2014 dan menggeliat di akhir 2016. Hingga kini, telah memiliki 600 ribu anggota yang tersebar di seluruh Indonesia.

Setiap nilai pembelajaan struk senilai Rp3 ribu mendapatkan satu poin.

Ketika bertemu dengan komunitas aplikasi ini di sebuah mal terbesar di Kabupaten Tangerang. Komunitas yang rata-rata dihuni anak muda dan dewasa tersebut sedang asyik melakukan snap foto struk belanjaan.

Aplikasi Manis kemudian melakukan proses verifikasi untuk setiap foto yang diupload dan kalau struk disetujui, maka user akan mendapatkan poin dari nilai struk belanja yang difoto.

Ardella Putri mengatakan, dirinya bersama rekan-rekan sedang melakukan unggahan struk foto untuk mendapatkan poin yang nantinya bisa ditukarkan berbelanja ataupun donasi. ”Kami se- karang kalau habis belanja, struknya difoto, mas. Nanti kalau poinnya sudah cukup banyak, bisa ditukarkan dengan voucher belanja atau makan,” katanya saat membuka percakapan dengan Radar Banten, Minggu (23/7).

Kegiatan tersebut telah dilakukannya sejak awal 2017. Awalnya iseng-iseng, lama-lama menjadi ketagihan dan merasakan manfaatnya menggunakan aplikasi manis. ”Kaget juga sih. Awalnya enggak percaya. Soalnya, saya tadinya cuma ikut gabung karena diajak teman untuk menggunakan aplikasi manis. Tapi setelah poin dikumpulkan, ternyata beneran dapat voucher,” ujar warga Bekasi tersebut.

Adlin Putri Fakhrana pun turut meng- aminkan perkataan rekannya tersebut. ”Kalau dulu struk itu, dibuang. Tapi sekarang, sayang kalau dibuang. Soalnya, bisa mendapatkan keuntungan dengan mengupload di aplikasi Manis,” ujar wanita asal Depok tersebut.

Ia menilai aplikasi manis tersebut, selain mendapatkan keuntungan, juga bisa merasakan manfaatnya. Salah sa- tunya mengatur pengeluaran bulanan. ”Ternyata kita tahu pengeluaran bula- nan. Uang lari ke mana saja, terbesar kebanyakan dihabiskan untuk makanan,” sebutnya.

Hal senada diungkapkan Tubagus Satria. Ia merasa sangat terbantu meng- gunakan aplikasi manis. Salah satunya, mengontrol gaya hidup dan perilaku menghabiskan uang. ”Adanya aplikasi itu, kita tidak repot lagi. Harus mengumpulkan bon belanja setiap bulannya. Soalnya, data belanja selama tiga bulan bisa dilihat lagi,” terangnya.

”Yang pasti, lebih praktis. Tidak me- numpuk sampah kertas, berbulan-bulan lamanya. Jadi lebih simpel,” tambahnya.

Sementara, Social Media & Digital Marketing Dita Persia mengatakan aplikasi Manis ini, sebuah Universal Loyalty Points. Aplikasi yang merupakan pioneer pertama di Indonesia. Lokasi lainnya, yakni Malaysia, Singapura, dan India. ”Untuk Indonesia, kebanyakan penggunanya di kota-kota besar. Anggota aplikasi sudah mencapai 600 ribu. Ke- banyakan pengguna, di usia 18-35 tahun,” jelasnya.

Pihaknya juga menyediakan berbagai macam promo hadiah menarik. Untuk memanjakan para pengguna aplikasi tersebut. Gege Bahari menambahkan, aplikasi manis juga memberikan infor- masi tentang lokasi belanja, nongkrong dan juga makan di tempat belanja atau hang out favorit. ”Kita biasanya, membe- ritahu pengguna. Lokasi merchant yang sedang ada promo harga spesial,” tukasnya.

Sumber: Radar Banten

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *