Jika Anda tidak ingin warisan budaya asli Jawa yang luhur, indah dan eksotik tergerus zaman atau bahkan ditingglakan generasi anak negeri ini terutama kaum muda Semarang, maka tak ada salahnya Anda ikut menjadi pemerhati budaya asli Jawa.
Menjadi pemerhati secara tidak langsung berarti ikut melestarikan warisan budaya Jawa . Agar terus bertahan ditengah merebaknya gerusan budaya barat yang kian gencar merusak ideologi dan gaya hidup anak muda bangsa.
Adalah Sobokarti, komunitas anak-anak yang gemar nguri-uri budaya Jawa yang patut diacungi jempol dan patut diteladani.
Mereka adalah kumpulan anak-anak muda yang terus menggiatkan warisan lelehur agar terus eksis. Bagi mereka pantang mendengar sinisme dan komentar satir, Kelak kita akan menonton wayang justru di negeri Belanda hanaya karena tak ada lagi anak muda yang mau mempelajari budaya asli Jawa!
“Tidak akan kami bertekad tak ada lagi komentar seperti diatas, warisan budaya ini akan tetap bisa dilihat di sini dan akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri, “ tegas Kusrinhandoyo salah satu dedengkot Sobokarti.
Sanggar yang berisikan kegiatan-kegiatan pemerhati seni budaya Jawa, Sobokarti terletak di Jalan Dr Cipto Semarang. Sepintas lalu tempat ini tampak seperti sebagai tempat pertunjukan wayang kulit dan museum cagar budaya.
Namun di satu sisi, Sobokarti nampaknya juga merupakan tempat tongkrongan anak muda yang suka wayang. Disinilah Anda akan temui para pemuda yang masih menyukai wayang kulit.
Mereka adalah komunitas Komplotan Bocah Wayang (Koboy) yang sudah berdiri sejak awal 2013 lalu. Meski jumlah pecinta wayang ini masih sedikit, namun mereka berupaya ingin mempertahankan dan menguri-uri budaya mencintai kesenian Jawa Tengah ini akan tetap dipertahankan.
Kusrihandoyo, salah satu pegiat wayang kulit dari Koboy mengaku, anggotanya saat ini baru ada sekitar lima orang. Mereka berharap ada pemuda lain di Semarang yang juga bisa ikut peduli mempertahankan dan mencintai wayang kulit.
“Koboy di sini tidak sekadar suka pada wayang, namun mereka juga para pembuat wayang. Memang sengat menarik, padahal membuat wayang adalah pekerjaan yang sulit dan rumit, namun para Koboy ini mampu menyelesaikannya,” ucap Kusrihandoyo dengan bangga.
Komunitas Koboy adalah para pemuda yang memang mempunyai bakat seni lukis dan pahat yang bagus. Meski mereka belajar secara otodidak, namun karya mereka patut diacungi jempol.
“Kami membuat wayang dari berbagai bahan, ada yang terbuat dari kulit, texon, fiber dan kardus. Sebenarnya komunitas ini sengaja menarik minat pelajar dalam hal edukasi seni budaya asli Jawa,” ujar Kusrihandoyo.
Komunitas Koboy ingin agar pelajar khususnya anak sekolah dasar bisa tertarik dan datang ke Sobokarti.
“Sasaran kita edukasi memang anak sekolah dasar. Kami ingin mengajarkan mereka mencintai seni pewayangan,” ucap Kusrihandoyo.
Ketika ditanya bagaimana orang bisa tertarik dengan wayang, pria yang akrab dipanggil Handoyo ini menuturkan, umumnya orang akan senang, melihat dan mencintai wayang.
“Kalau ketiganya sudah tertarik, kita akan mengajak mereka lebih dalam tentang seni lukis dan pahat,” jelasnya.
Ditambahkan, bagi peminat wayang-wayang buatan komunitas Koboy ini juga dijual.
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.