Di antara gempuran mainan elektronik dan konsol games dari berbagai negara, sekelompok anak di sebuah sudut kota Solo terlihat sedang asyik bermain ‘Ular Naga Panjangnya’ dan ‘Cublak-Cublak Suweng’ di pekarangan rumah. Tak hanya itu, di sudut lain kota Solo, beberapa anak dengan riang bermain ‘Egrang Batok’ dan lompat tali di bawah lampu merah Sriwedari, saat gelaran Car Free Day. Pemandangan indah tersebut tak lepas dari kerja keras Komunitas Anak Bawang yang memiliki misi untuk melestarikan permainan tradisional Indonesia.
Bermula dari Seminar Permainan Tradisional yang diadakan oleh Fakultas Psikologi UNS, terbentuklah komunitas Anak Bawang. Kumpulan orang-orang yang sebelumnya hanya bermain bersama, akhirnya memutuskan untuk menamai diri sebagai Komunitas Anak Bawang, tepat 10 November 2012 di kota Solo. Dinamai Anak Bawang karena dalam setiap permainan tradisional, selalu ada anak kecil yang dianggap belum cukup umur untuk bergabung namun dibutuhkan untuk menggenapkan permainan, biasa disebut sebagai “pupuk bawang” atau dalam bahasa Indonesia adalah anak bawang.
Meski semua permainan tradisional biasa dimainkan bersama-sama di Komunitas Anak Bawang, namun ada satu permainan yang paling banyak menarik perhatian, yaitu permainan bernama Surakarta atau ‘Catur Jawa’. Seperti halnya permainan catur, maka permainan ini juga dimainkan oleh dua orang yang akan saling menyerang untuk mendapat bidak terbanyak dari lawan. Namun papan dan cara memakainnya sangat berbeda dengan catur yang sudah kita kenal. Sementara itu, permainan tradisional yang cocok dimainkan oleh balita adalah yang memiliki aturan sederhana, seperti ‘Cublak-Cublak Suweng’, ‘Njuk Tali Njuk Emping’ atau dikenal dengan ‘Ular Naga Panjangnya’, dan ‘Egrang Batok’.
Tidak ada persyaratan khusus bagi anak-anak yang ingin bermain bersama Komunitas Anak Bawang. Bunda, Ayah beserta si kecil cukup datang ke Car Free Day pada hari Minggu di Jalan Slamet Riyadi, Solo, tepatnya di bawah lampu merah Sriwedari. Komunitas Anak Bawang tidak mematok tarif bagi anak-anak yang ingin bermain bersama, yang ada hanya ‘celengan dolanan’ yang dapat diisi uang secara sukarela. Sumbangan yang masuk ke ‘celengan dolanan’ akan digunakan untuk perawatan dan pembaharuan alat-alat permainan milik komunitas ini.
FOTO: DOK. KOMUNITAS ANAK BAWANG