Save Street Child adalah sebuah organisasi yang berawal dari sebuah gerakan di twitter yang diinisiasi oleh Shei Latiefah, melalui akun @savestreetchild, 23 Mei 2011 silam. Pada perkembangannya, gerakan ini bermetamorfosis menjadi sebuah organisasi independen yang menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak marjinal yang memiliki akses pendidikan minim akibat ketiadaan biaya. Pada akhirnya, kini Save Street Child menjadi wadah bagi kaum muda untuk berbagi.
Save Street Child mengelola kelas-kelas belajar gratis yang dijalankan oleh tim pengajar yang berdedikasi, memiliki kepekaan serta cinta dalam mendidik dan berteman dengan anak-anak marjinal. Kelas belajar diadakan di 6 titik meliputi kawasan Jakarta, Depok, Tangerang dan Bogor. Lokasi kelas dipilih melalui mekanisme survey, pendekatan terhadap warga sekitar, dan perencanaan oleh tim.
Para pengajar pun telah dibekali pelatihan sederhana tentang karakteristik calon siswa dan cara mengajar yang menggunakan pendekatan pertemanan sehingga diharapkan para siswa akan merasa nyaman dan interaksi pun terbangun dengan baik. Adapun hal-hal yang diajarkan di antaranya membaca, menulis, berhitung, hingga keterampilan khusus seperti membuat aneka kerajinan tangan yang kemudian dapat dijual sebagai penghasilan tambahan. Komunitas ini juga secara reguler mengajak peserta didiknya untuk ikut serta dalam Edutrip yang terselenggara secara serentak setiap 4 bulan sekali.
Dengan mimpi yang sama, namun manajemen yang berbeda, Save Street Child menyebarkan semangat berbagi hingga ke 17 kota, meliputi Surabaya, Bandung, Jogjakarta, Medan, Makassar, Manado, Palembang, Padang, Madura, Jember, Blitar, Depok, Pasuruan, Malang, Semarang, Solo dan Mojokerto.
FOTO: DOK. SAVE STREET CHILD