Hidayat Burhanuddin: Perkenalkan Mainan Tradisional Pada Generasi Muda Indonesia

Pada era digital saat ini, saat kebanyakan orang tengah menikmati kecanggihan dan kemudahan yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi, Hidayat Burhanuddin, sosok pemuda dari Jawa Tengah ini aktif memperkenalkan kembali permaianan tradisional melalui komunitas Anak Bawang yang didirikannya. Menurutnya sekarang permainan tradisional sudah jarang dimainkan. Tidak hanya sekedar agar dimainkan kembali, tapi juga menjadi sarana pendidikan bagi generasi penerus bahwa permainan tradisional adalah salah satu warisan pendahulu kita yang sarat makna dan nilai yang harus tetap dijaga.
Hahan, panggilan akrabnya, mengawali kegiatan ini pada bulan November 2012 silam, saat masih menjadi mahasiswa psikologi di Universitas Negeri Solo bersama teman-temannya membuat kegiatan PKM (praktik kerja mahasiswa) tentang permainan tradisional di Solo. Seiring berjalannya waktu, gaung permainan tradisional di kampusnya mulai rame. Sampai pada akhir 2012, Hahan mendapat kesempatan dari kampusnya untuk membuat seminar tentang permainan tradisional. “Setelah seminar, ternyata antusias masyarakat tentang permainan tradisional sangat besar. Sejak saat itu tercetus ide untuk membuat sebuah komunitas dan mulai berkegiatan mengusung permainan tradisional.” Ujar Hahan yang sekarang juga aktif menjadi atlet beladiri tarung derajat di Kabupaten Pekalongan

Selama menjalani komunitas Anak Bawang sejak tahun 2012, sumber daya manusia merupakan salah satu kendala yang ia temui, karena kegiatan ini bersifat relawan sehingga banyak yang ingin mengikuti kegiatan komunitas anak bawang pada awalnya semangat, namun selang beberapa waktu menghilang begitu saja. Saat ini, komunitas Anak Bawang dikelola oleh sekitar 15 anggota yang aktif. Dan untuk berjalannya kegiatan ini, pada awalnya Hahan dan teman-temannya patungan membeli permainan tradisional sendiri-sendiri.

“Kalau sekarang alhamdulillah bisa beli mainan pake uang kas anak bawang, hasil mengumpulkan kalau diminta mengisi acara.” Ujarnya yang seringkali diundang untuk menjadi pemateri dalam forum terkait permainan tradisional. Seperti pada bulan Agustus tahun 2015 lalu, komunitas anak bawang yang didirikannya mendapat kepercayaan dari KEMENDIKBUD untuk mengadakan pekan permainan tradisional di Semarang. Hal ini menjadi pengalaman berharga bagi Hahan dan teman-teman komunitasnya. Selain itu, Hahan juga pernah mewakili komunitas anak bawang untuk mengisi sarasehan permainan tradisional bersama Prie GS dan Kepala PP PAUD Jawa Tengah.

Hahan dan teman-temannya berharap bahwa permainan tradisional dengan segala aspek didalamnya bisa tetap dimainkan di Indonesia. Tidak harus lewat komunitas anak bawang, namun bisa oleh individu atau komunitas lain di seluruh Indonesia. Dan untuk masyarakat Indonesia, semoga kedepannya semakin banyak optimisme, sumbangsih positif, urun rembug sekecil apapun untuk membuat masa depan Indonesia yg lebih baik. “Sekecil apapun yang bisa dilakukan, harus jadi manfaat, harus jadi kebaikan, dan yang kami lakukan salah satunya adalah lewat permainan tradisional.” Pungkas Hahan, yang saat ini menjadi Pembina Remaja di Proyonanggan Tengah Batang.

FOTO: DOK. HIDAYAT BURHANUDDIN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *