BIPOLAR CARE INDONESIA PERINGATI HARI KESEHATAN JIWA SEDUNIA

Dalam rangka memeringati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, booth Bipolar Care Indonesia (BCI) di area Taman Waduk Pluit, Jakarta Utara mulai ramai terisi sejak pukul 06.00 WIB pada tanggal 11 Oktober 2015. Sekitar 30 orang rombongan BCI hadir pada akhir pekan tersebut, dan juga sejumlah organisasi lain seperti Into The Light, Rumah Sakit Jiwa Grogol, Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI), Ikatan Psikologi Klinis (IPK), dan lain-lain.

Hari Kesehatan Jiwa Sedunia sebetulnya jatuh pada 10 Oktober setiap tahun. Tapi Kementerian Kesehatan baru menyelenggarakan puncak peringatan keesokan harinya. Isi acaranya adalah pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) melalui aktivitas melukis. Uniknya, melukis yang diselenggarakan menjadi ajang yang terbanyak melibatkan orang dengan masalah kejiwaan (ODMK). Ada sebelas orang tim Bipolar Care Indonesia yang ikut melukis bersama dengan ODMK lain.

Sebelum acara puncak berupa pemecahan rekor Muri, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah memulai peringatan sejak 28 September 2015. Sejumlah acara yang digelar, yaitu workshop, temu media terkait kesehatan jiwa, kreasi seni rehabilitasi mental rumah sakit jiwa se-Indonesia, dan lain-lain. Adapun pada hari H, selain melukis dengan ODMK terbanyak juga ada dialog interaktif bertema “apa kata remaja tentang kesehatan jiwa?”. Ada pula konsultasi gratis kesehatan jiwa untuk  ibu, anak, dan remaja serta deteksi dini gangguan daya ingat pada dewasa dan lansia, konseling, dan tes NAPZA / HIV.

BCI sendiri selain ikut melukis juga turut meramaikan isi booth dengan berbagai karya dari orang dengan bipolar (ODB). Ada yang memajang lukisannya, kolase, puisi, dan desain-desain visual lain yang unik. Masing-masing karya berangkat dari suasana hati pembuatnya. Tahun ini adalah pertama kali BCI ambil bagian dalam Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang digelar Kementerian Kesehatan. Momen yang pertama kali diperingati pada 1992 merupakan inisiatif World Federation of Mental Health (WFMH) didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan anggota lebih dari 150 negara.

Kemenkes menyatakan stigma, diskriminasi, dan ketidakmampuan untuk mengenali gangguan jiwa terus menghambat pengobatan penyakit ini. Kondisi ini dikarekanan sebagian besar masyarakat tetap menganggap gangguan jiwa adalah masalah di luar kesehatan, seperti supranatural. Belum lagi hak-hak ODMK sering terbaikan, baik secara sosial maupun hukum. Secara sosial bentuknya seperti stigma sehingga keluarga menyembunyikan  keberadaan anggotannya yang menderita gangguan jiwa. Walhasil akses ODMK terhadap layanan kesehatan jadi terbatas.

Sumber: http://bipolarcareindonesia.com/kegiatan/bci-melukis-bersama-odmk/

FOTO: DOK. BIPOLAR CARE INDONESIA

 

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *