One Billion Rising Indonesia: Revolusi dimulai dari diri sendiri

Sudah tak terhitung lamanya sejak kapan budaya patriarki menguasai kehidupan manusia di muka bumi.OBR2016 Selama itu pula, perempuan dibatasi atau bahkan sama sekali tidak memiliki akses sosial, budaya, agama, dan politik. Budaya patriarki menjadikan perempuan sebagai milik publik yang kehidupannya juga diatur oleh publik melalui norma dan nilai sosial, budaya dan agama. Norma-norma dan nilai-nilai ini kemudian dilanggengkan oleh negara lewat regulasi hukum yang diskriminatif yang lebih lanjut mengontrol tubuh dan hidup perempuan.

 

Tidak ada demokrasi dalam ketubuhan. Manusia, laki-laki maupun perempuan memiliki otoritas penuh atas tubuhnya dan tak seorangpun berhak untuk melanggarnya. Itu sebabnya konsep tubuh tak dapat dilepaskan dari wacana pergerakan perempuan. Ia menjadi titik pijak untuk berpihak. Sepanjang kita menengok ragam bentuk kekerasan terhadap perempuan, perenggutan otoritas perempuan atas tubuhnya sendiri melalui berbagai kontrol telah menjadi alat dalam sistem yang menindas perempuan. Penindasan ini tak hanya pada yang sifatnya langsung pada tubuh (fisikal), seperti pada kekerasan seksual, tetapi lebih jauh lagi lewat kontrol terhadap tubuh perempuan yang membelenggu akses perempuan terhadap berbagai perangkat sosialnya: ekonomi, politik, pendidikan, dan seterusnya. Pembatasan akses perempuan lewat kontrol atas tubuhnya telah menjauhkan perempuan dari perannya yang lebih esensial dan bermakna dari sekadar pemenuh fungsi reproduksi. Perempuan dan laki-laki seharusnya setara, sebagai manusia. Perempuan tidak seharusnya menjadi nomor dua karena jenis kelaminnya.

One Billion Rising Indonesia 2016 melihat bahwa persoalan tubuh masih relevan dan perlu untuk terus dibicarakan dan diperjuangkan. One Billion Rising, sebagai gerakan perempuan selayaknya tidak akan berdiri sendiri, namun juga bekerjasama dengan kelompok-kelompok yang termarjinalkan, yaitu dari buruh, difabel, petani, dan lain-lain, untuk merebut kedaulatan atas tubuh kepada diri masing-masing. Untuk melangkah lebih jauh dari sekedar upaya melawan individu (perlawanan terhadap pelaku kekerasan seksual, fisik, dsb.), tahun ini tema “My Body My Revolution” diangkat untuk dapat mendorong perlawanan secara kolektif terhadap musuh yang sesungguhnya: sistem patriarkis yang langgeng dan meresap di tiap sektor kehidupan. Hanya dengan gerakan kolektif untuk merebut otoritas atas tubuh perempuanlah maka kita bisa merebut kembali hak-hak hidup perempuan yang terampas sehingga perempuan bisa menjalankan peran-perannya yang lebih bermakna bagi kemanusiaan.

Untuk itu One Billion Rising menyerukan untuk kita semua bersama-sama bangkit untuk menari pada tanggal 14 Februari 2016 sebagai simbol perlawanan kita untuk merebut kembali kedaulatan tubuh kita dan membebaskan tubuh kita dari belenggu patriarki yang mengakar sebagai pengukuhan atas perjuangan panjang yang akan terus kita lakukan secara kolektif.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *