Setelah kemarin kami muat berita kemenangan LPM Gema Keadilan dalam ISPRIMA 2016 di laman Komunita, kini Komunita menyajikan profil penggiat LPM. Mahasiswa yang berhasil kami wawancarai bernama lengkap Muhammad Rizqy Daru’lzain. Ia merupakan pemimpin redaksi LPM Gema Keadilan pada periode 2015 kemarin. Di bawah kepemimpinannya, LPM Gema Keadilan berhasil menjuarai ISPRIMA. Tentunya ini bukan hanya kehadiran Rizqy sebagai pemimpin redaksi, namun bagaimana cara Rizqy memimpin redaksi lah yang menentukan kendali redaksioner LPM Gema Keadilan.
Tentu saja, selama kepemimpinannya, masalah pun datang. Dari sisi internal, Rizqy mengakui, awak redaksinya rata-rata masih minim kemauan dan kesadaran untuk belajar ilmu redaksional dan jurnalistik. Selain itu, mereka terkadang juga minim daya juang. Semisal, tidak menepati deadline, atau mangkir dengan alasan mengikuti organisasi lainnya atau ingin fokus kuliah. Susah bagi mereka untuk memberikan sebuah kinerja yang maksimal dalam redaksi LPM Gema Keadilan.
Pemuda yang gemar membaca novel karangan John Grisham ini kemudian punya solusi sendiri. Menurutnya, segala sesuatu yang baik itu berasal dari kemauan diri sendiri. Ia mencoba memberikan contoh yang baik. Karena kemampuan redaksional dan jurnalistiknya telah terasah sejak tahun pertama ia bergabung ke LPM Gema Keadilan, ia mendemonstrasikan kepada awak redaksi bahwa menguasai kedua kemampuan tersebut sangat menyenangkan. Ia rajin mengoreksi tulisan-tulisan awak redaksi agar mereka sadar dengan kualitas tulisan yang telah mereka buat, sehingga kesadaran tersebut terus memotivasi mereka untuk belajar membuat tulisan yang lebih baik lagi.
Selain rajin mengoreksi tulisan awak redaksi, Rizqy juga sering mengoreksi diri sendiri. Ia berusaha untuk cepat tanggap di grup chat dan segala permintaan bantuan. Respon tetap diberikannya walau permintaan revisi tulisan diberikan saat dini hari. Ia juga sekuat tenaga menjaga keseimbangan digit IPK nya agar senantiasa cum laude dan aktivitas organisasi lainnya yang ia ikuti, agar tidak ada organisasi yang ia duakan. Hal ini perlu ia lakukan agar awak redaksinya tidak ada lagi yang mangkir dengan berkilah fokus kuliah atau keperluan organisasi yang lain. Dia percaya bahwa perbuatan baik yang ia lakukan akan menjadi contoh, dan dengan sendirinya contoh itu akan menggerakkan anggotanya untuk menjadi lebih baik lagi.
Rizqy juga tidak takut untuk bersikap tegas. Terhadap awak redaksi yang terus-terusan melakukan kesalahan serius, semisal melanggar deadline atau tidak aktif tanpa alasan yang jelas, ia tidak takut untuk memberi usul terhadap seluruh pimpinan Gema Keadilan untuk mengeluarkan anak tersebut. Mengerikan! Pasalnya, bila dedikasi dan contoh baik yang telah ia berikan tidak dibalas dengan perbuatan yang positif dan perubahan sikap, maka tindakan tegas perlu dilakukan, menurut Rizqy. Perubahan harus tetap ada; bila perubahan dalam dirinya tidak ada, maka Rizqy akan membuat perubahan juga secara tegas. Sikap tegas ini juga ia aplikasikan pada dirinya sendiri. Ia tegas melakukan perubahan-perubahan dan introspeksi diri. Ia selalu memberi apresiasi pada awak redaksi yang memiliki kemauan kuat dan kinerja yang optimal, serta mengadakan sanksi bagi yang tidak berhasil menyelesaikan tugas tepat waktu.
Ia mengakui, kinerja redaksi LPM Gema Keadilan mengalami kemajuan yang signifikan saat ia menjadi pemimpin redaksi. Sebagai contoh, produk-produk dari LPM Gema Keadilan bisa diselesaikan penerbitannya secara tepat waktu. Belum lagi kemampuan jurnalistik dari mahasiswa-mahasiswi yang tergabung di LPM Gema Keadilan mulai berkembang. Rizqy menambahkan, mereka tidak perlu terlena dengan segala pencapaian LPM Gema Keadilan. Menurutnya, jalan masih panjang. Pembelajaran dan perbaikan masih harus ditingkatkan. Karena masa jabatannya telah usai, Rizqy berharap agar LPM Gema Keadilan akan menorehkan lebih banyak prestasi. Tentu saja, ia tidak lupa berterima kasih terhadap seluruh anggota LPM Gema Keadilan 2015 atas segala kontribusi mereka dibawah periode kepemimpinannya.