Sri Lestariningsih, yang akrab disapa Tari, adalah pendiri Komunitas 1111 Indonesia. Komunitas yang digawanginya ini menjadi tempat berbagi pengalaman orang-orang yang pernah mengalami kejadian berkaitan dengan angka 1111. Komunitas ini memang unik. Tari menuturkan, sebelum membentuk komunitas ini ia sudah lebih dari 30 tahun sering mengalami berbagai bentuk kejadian berkaitan dengan angka 1111 dalam aktivitasnya sehari-hari. Misalnya, saat melihat layar ponsel atau laptop, jam menunjukkan tepat pukul 11:11. Di lain kesempatan, saat akan membayar makanan ternyata pada bon tertera jumlah tagihan sebesar Rp. 111.100,- atau saat menginap di hotel ia mendapat kamar bernomor 1111.
“Semua berawal ketika alam semesta mempertemukan saya dengan seorang pembimbing spiritual yang ‘kebetulan’ ulang tahunnya tanggal 11-11 -sehingga biasa saya sebut sebagai ‘Guru 1111’- pada tahun 2004, yang membangkitkan kesadaran saya hingga akhirnya cara pandang saya terhadap seluruh kehidupan ini berubah 180 derajat! Dan ketika tahun 2010 saya mempelajari ilmu tentang cara kerja energi, ternyata sosok pengajarnya juga lahir tanggal 11-11! Ini membuat saya menjadi semakin sadar untuk terus berupaya menyelaraskan antara body, mind, dan soul saya. Karena dalam kondisi selaras, akan memudahkan saya dalam mendengarkan kata hati serta meningkatkan intuisi saya,” ujar Tari.
Awalnya berbagai dokumentasi berkaitan dengan kejadian 1111 yang dialami beserta penjelasan makna di balik kejadian tersebut ia bagikan melalui akun twitter miliknya, @tari_1111. Seiring berjalannya waktu, postingan tersebut ternyata mendapat banyak respon dari para netizen, hingga ia pun membuat akun lain yang bernama @KOMUNITAS1111.
Tak hanya itu, Tari berkesempatan menuangkan berbagai cerita mengenai peristiwa 1111 yang telah dialaminya ke dalam sebuah buku bertajuk ‘BUKU 1111’. Buku tersebut ia tulis bersama ketiga rekannya yaitu Ollie, Shita Dewi, dan Citra Prima. Keempat wanita ini memiliki karakter yang berbeda sesuai dengan 4 jenis elemen yang terdapat di alam. Ollie mewakili elemen udara, Shita Dewi mewakili elemen tanah, Citra Prima mewakili elemen api, dan Tari mewakili elemen air. ‘BUKU 1111’ pertama itu sendiri diluncurkan tepat pada tanggal 11 November tahun 2011 (11-11-‘11).
Komunitas 1111 Indonesia yang dibentuk Tari perlahan bertransformasi menjadi sebuah paguyuban. Karena semakin banyak kegiatan yang diadakan, selain kegiatan pertemuan rutin, akhirnya pada awal tahun 2016 ia merasa perlu untuk membentuk organisasi resmi Komunitas 1111 Indonesia dengan mengumpulkan anggotanya yang loyal dan bersedia membantu mengembangkan komunitas ini bersama-sama dalam suasana persaudaraan dan kekeluargaan.
Tari sangat bersyukur karena anggota yang tergabung dalam keluarga besar Komunitas 1111 Indonesia berasal dari berbagai agama dan kepercayaan, sehingga banyak pengalaman berharga yang ia dapatkan. “Saya bisa belajar banyak tentang toleransi antarumat beragama, memperluas jaringan, dan menjalin tali silaturahmi dengan berbagai pihak dan kalangan yang mendukung visi dan misi Komunitas 1111 Indonesia,” tutur Tari.
Ia juga kian memahami hukum pertukaran energi berupa sebab-akibat dan hukum tarik-menarik atau Law of Attraction melalui pengalaman-pengalaman nyata. “Bahwa orang-orang yang memang memiliki tingkat kesadaran atau frekuensi yang sama pada akhirnya akan datang dengan sendirinya dan bergabung bersama kami. Bahkan, sebagian di antaranya menawarkan diri untuk membantu mengembangkan Komunitas 1111 Indonesia,” imbuhnya. Melalui wadah Komunitas 1111 pula, Tari mengaku terus belajar untuk menjadi pengayom, serta bersikap bijaksana, sambil terus menata dan membenahi dirinya. Baginya, setiap orang adalah “cermin” dirinya serta guru kehidupan yang dihadirkan oleh alam semesta untuk mengajarkan sesuatu kepadanya yang bermanfaat bagi proses pematangan diri dan perjalanan spiritualnya.
FOTO: DOK. SRI LESTARNINGSIH
Akhirnya ada website! Congrats ya sista. Keep shining.