Muhammad Riski Januar, anak muda inspiratif kelahiran Depok 11 Januari 1995 adalah Founder Komunitas Pensil Bambu. Saat Riski masih duduk dibangku sekolah yaitu di SMKN 1 Depok, sudah terlibat aktif di beberapa kegiatan dari organisasi pelajar di dalam sekolah hingga organisasi pelajar di luar sekolah. Ia berniat pada awal mendirikan komunitas ini supaya saat menjadi alumni tetap andil dalam mendukung kemajuan pelajar.
Pada awal mendirikan komunitas ini, Ia dibantu oleh kurang lebih 10 orang perlaha-lahan menjadi hanya tersisa 3 orang. Namun Ia tidak patah semangat, dengan segala persiapan akhirnya mereka mulai menyampaikan niat untuk membentuk komunitas pelajar kepada Ibu Lusi Triana, yang saat itu menjadi kepala jurusan di SMKN 1 Depok.
“Alhamdulillah beliau siap bantu kami saat itu. Dan dari mulai launching hingga sekarang beliau adalah orang yang terus mendukung kami. Beliau pun kami daulat menjadi pembina Komunitas kami sekarang.” Ujar Riski yang saat ini tengah kuliah jurusan Pendidikan di Universitas Pakuan, Bogor.
Tak sedikit kendala yang Ia hadapi saat awal mendirikan komunitas ini, seperti saat mengurus perizinan untuk launching ada pihak yang kurang setuju dengan keberadaan komunitas di dalam sekolah, karena dikhawatirkan membawa pemikiran yang melenceng. Akhirnya Ia pun berusaha memberikan kepercayaan pada sekolah bahwa kehadiran komunitas yang mereka bentuk 100% untuk kebaikan pelajar, untuk mengajak pelajar dapat menggunakan waktunya lebih produktif agar terhindar dari kenakalan remaja.
Tepat pada tanggal 4 Oktober 2014 akhirnya komunitas Pensil Bambu diresmikan. Komunitas yang Ia dirikan ini kepengurusannya 100% pelajar, sementara Ia dan rekan-rekan seperjuangannya selaku founder menjadi pendamping dan Kakak yang bisa menjadi sahabat bagi pelajar, untuk terus membantu pelajar mengekspresikan kemampuan mereka dan dapat menginspirasi pelajar lain pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Sehingga kegiatan dan karya yang dihasilkan dari komunitas pensil bambu ini menjadi kolaborasi nyata dari para pelajar.
Setelah lebih dari satu tahun berdiri, kini Komunitas Pensil Bambu sudah berada pada generasi kedua. Gerenarsi pertama yang hanya fokus di SMKN 1 Depok, kini pada generasi kedua sudah memiliki kepengurusan cabang di sekolah-sekolah lainnya. Hingga saat ini lebih dari 200 pelajar yang terlibat menjadi pengurus maupun anggota dari generasi 1 hingga generasi 2 sekarang. Untuk terus bergerak aktif melakukan kegiatan, Ia dan rekan-rekannya memiliki cara inspiratif, yaitu dengan membuat jaringan studentpreuner, dimana setiap siswa yang orang tuanya bisa membuat makanan didorong untuk mengembangkan bakat wirausahanya dengan berjualan.
Riski yang pernah dinobatkan sebagai Duta Pelajar Anti Narkotika Kota Depok 2011 merasa Komunitas Pensil Bambu yang berkolaborasi langsung dengan pelajar telah memberikan pelajaran yang luar biasa buat dia.
“Komunitas ini telah berhasil merubah hidup saya, merubah pola pikir saya, bahwa yang di butuhkan pelajar adalah siapa yang siap mendengarkan mereka dengan sadar dan utuh. Karena masih banyak pelajar di luar sana yang masuk jurang kenakalan remaja, yang sebenarnya itu bukan salah dia 100%, tapi karena mereka tidak punya sarana untuk mengekspresikan diri mereka dengan baik.” Ujarnya yang aktif diberbagai organisasi seperti menjadi Wakil Ketua Forum Kesatuan Pelajar Depok 2011, Ketua Forum Kesatuan Pelajar Depok 2012 dan Kepala Departemen Humas dan Jaringan Kesatuan Pelajar Muslim Depok 2013.
Selain itu, Ia juga merasa mendapatkan pelajaran baru tentang makna persahabatan dalam perjuangan saat mendirikan komunitas ini. Karena saat awal mendirikan, rekannya mundur satu persatu karena kesibukan masing-masing, namun masih ada seorang yang setia turut membantu pengembangan komunitas, yaitu Angga Kurniawan, yang merupakan adik kelasnya saat Ia masih duduk dibangku SMK. Kini, mereka berdua yang masih menjadi mahasiswa dengan semangat muda mampu memanfaatkan waktu untuk terus menyebar kebaikan.
“Karena kami pikir tidak ada orang yang tidak mampu bergerak, yang ada adalah orang yang mencari alasan untuk menunda bergerak. Jadi mari kembali bergerak bersama kami.” Ujarnya yang pernah menjadi Deklarator dan Dewan Pengawas Forum Osis Jawa Barat 2013
Walaupun sekarang Ia tengah disibukkan dengan kuliah, namun hal itu tidaklah menjadi kendala untuknya karena perkembangan teknologi memberikan kemudahan dengan memanfaatkan grup chatting sebagai sarana untuk terus menjalin dan mengembangkan silaturahim.
Di usia yang masih muda, Riski memilik harapan ke depan kalau komunitasnya bisa memiliki bangunan dengan nama “Student House For Solidaritas”, ruang untuk pelajar berekspresi, diskusi, membaca, konseling pelajar dan juga untuk mengembangkan kewirausahaan pelajar. Ia pun berharap untuk anak muda lainnya supaya terus bergerak dan setia dalam kebaikan, walau terkadang melelahkan dan menyita waktu, namun hal ini bisa menjadi investasi di kehidupan yang akan datang.
FOTO: DOK. Muhammad Riski Januar