Menjadi agen perubahan di sebuah perguruan tinggi yang menyandang kata “pertanian” hanyalah omong kosong jika tidak menggaungkan kepada masyarakat luas tentang betapa asyiknya melakukan kegiatan pertanian. Sebagai bentuk nyata pengabdian untuk negeri ini, Minggu 6 Maret 2016 keluarga IPB Mengajar mengadakan Agricultural Education (Agriedu) di Desa Balebak untuk yang pertama kalinya. Agriedu adalah sebuah kegiatan pengenalan pertanian kepada anak-anak binaan IPB Mengajar. Di Agriedu yang pertama ini IPB Mengajar mengajarkan anak-anak untuk membuat susu kedelai. Mengapa susu kedelai? Karena IPB Mengajar ingin mengedukasi anak-anak sejak dini bahwa pertanian itu tidak selamanya harus bercerita tentang cangkul. Masih terdapat jutaan sisi lain dari pertanian yang belum diketahui orang banyak yang jauh lebih menakjubkan daripada sekedar cangkul.
Kegiatan Agriedu dimulai pada pukul 09.00 WIB di lantai 2 masjid Al-Barokah Balebak. Sebelum pembuatan susu kedelai, anak-anak diajak memainkan sebuah game yang dapat mengasah kemampuan psikomotorik mereka. Seketika itu juga tawa bahagia menghiasi masjid di minggu pagi. Setelah bermain game dirasa cukup, anak-anak diminta untuk kembali duduk rapih karena akan mendengarkan materi tentang pertanian yang tentunya disampaikan oleh keluarga IPB Mengajar. Tak sampai disitu, kebahagiaan anak-anak semakin bertambah ketika diajari menyanyikan sebuah lagu baru tentang susu kedelai. Dengan menyanyikan lagu tersebut semangat mereka untuk membuat susu kedelai semakin terpacu.
Tibalah saatnya untuk membuat susu kedelai. Semua anak turut berpartisipasi aktif dalam pembuatan susu kedelai mulai dari memisahkan kacang kedelai dari kulit arinya, memblender, sampai memeras ekstrak kedelai semuanya dilakukan bersama-sama dengan penuh kegembiraan. Lalu ekstrak kedelai yang dihasilkan pun dimasak dan ditambahkan gula serta beberapa lembar daun pandan sehingga rasanya menjadi enak sekali. Setelah matang, susu kedelai dibagikan ke setiap anak. Ketika pembagian susu kedelai mereka semua diajarkan untuk mengantri dengan rapih dan tertib. Mereka semua senang karena mendapatkan segelas susu kedelai dan para pengajar jauh lebih senang karena tak ada satupun dari mereka yang protes saat diminta untuk mengantri. Itu artinya apa yang diajarkan dapat diterima dengan baik oleh anak-anak. Hampir semua anak menyukai susu kedelai bahkan ada yang memintanya berkali-kali.
Kegiatan yang berlangsung selama 3 jam sangat tidak terasa dilalui dengan belajar sambil bermain dengan anak-anak binaan IPB Mengajar. Rasa lelah terbayarkan ketika anak-anak bisa pulang ke rumah dengan membawa segenggam ilmu dan pengalaman baru.
“Mungkin kegiatan yang kami lakukan kemarin manfaatnya tak akan langsung terlihat signifikan tapi kami tetap semangat untuk melakukan setiap pergerakan yang bernilai positif. Sebab kami ingin selalu menebar benih kebaikan yang walaupun kebaikan itu hanya seperti satu langkah kecil tetapi jika dilakukan terus menerus kami yakin akan memberikan perubahan yang sangat besar bagi seisi dunia.” Pungkas Tasya, selaku Direktur IPB Mengajar saat ini.
FOTO: DOK. IPB Mengajar