HDII: Adopsi Desain Rumah Tradisional Tanpa Merusak Lingkungan

Program studi Desain Interior ITS mengadakan talkshow yang menghadirkan ahli interior, bertema Bagaimana Desain Menjawab Isu Lingkungan, Minggu (13/3/2016)

Ir Poppie Pratiwi Rezki, Ketua Himpunan Desain Interior Indonesia, menjelaskan mengenai Ecodesain, sebuah adopsi desain tradisional dengan materi berbeda ketika finishing untuk meminimalisir penggunaan kayu.

“Sekarang interior gedung sudah tidak lagi monoton hanya sekadar ruangan dengan dinding putih dan kursi meja. Tapi sudah banyak alternative, mulai desain lantai, dinding, hingga plafon,” tutur Poppie.

Desainer interior tidak lagi menggunakan keramik tapi dengan semen berornamen.

“Percayalah tangan kalian bisa mendesain untuk yang lebih baik. Ingat tiga hal, yaitu estetika plan, dan maintenance,” katanya.

Selain itu ada penjelasan Econatura dari Thomas Ari Kristianto SSn MT, praktisi desain.

“Econatura adalah desain berkelanjutan dan selaras dengan alam,” ujar dosen Desain Interior ITS mengawali penjelasannya.

Ia menuturkan manusia adalah penyumbang terbesar kerusakan lingkungan.

“48 persen disumbang oleh kegiatan arsitektur, 27 persen transportasi, dan 25 persen dari industri. Kita sebagai desainer interior harus mulai berpikir mengurangi penggunaan energi fossil dan menggunakan energi yang ramah lingkungan,” himbaunya.

Foto dan berita disadur dari sumber.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *