Ophio Jogja Reptiles Club merupakan salah satu komunitas reptil di Yogyakarta, yang mengajarkan kepada masyarakat tentang seluk-beluk reptil terutama ular, sehingga diharapkan kelestarian hewan melata itupun tetap terjaga baik. Seperti yang termuat dalam Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Tujuan komunitas ini adalah untuk menjaga dan mengembangkan kelestarian hayati fauna reptil di Yogyakarta khususnya, Indonesia dan dunia pada umumnya. Disini Ophio ingin memberikan pembelajaran tentang pengenalan reptil (ular, kadal, kura-kura, buaya) endemik Indonesia. Namun edukasi tentang pengenalan reptil (ular, kadal, kura-kura, buaya) endemik indonesia yang di lakukan komunitas Ophio Jogja Reptiles Club belum begitu diperlihatkan secara umum.
Penggunaan kata “Ophio” sebagai nama, berasal dari kata “Ophiophagus Hannah” yang merupakan nama latin dari king kobra. Nama itu diambil karena filosofi ular king kobra adalah rajanya ular. Bila dilihat di dunia, lebih dari tiga ribu jenis ular, dimana 375 diantaranya adalah jenis ular berbisa dengan racun yang paling mematikan yakni neurotoxic venom yang terdapat pada ular Taipan Australia. Dari hal tersebut, komunitas ini mencoba mengenalkan jenis-jenis ular tersebut. Sebab, bahaya tergigit ular bisa dihindari. Alhasil, ular berbisa tak harus dibunuh.
Awalnya kumpulan beberapa orang pecinta dan penyayang reptil khususnya ular dan kura-kura yang biasa bertemu dan berdiskusi tentang reptil peliharaannya. Seiring bertambahnya jumlah penggemar dan semakin seringnya intensitas diskusi, disadari perlu sebuah wadah penyaluran hobi dan berinteraksi untuk menjaga kelestarian reptil peliharaan atau menangkarkannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ketua komunitas OPHIO Jogja Reptil Club tahun 2011, Feryan Harto Nugroho yang mengakui bahwa awal komunitas OPHIO terbentuk dengan landasan bahwa di Yogyakarta sendiri memang belum ada. “Kebanyakan para pecinta reptile bergerak sendiri-sendiri dan belum ada wadahnya, disini kita mencoba mempertemukan mereka untuk bisa saling berbagi cerita dan ilmu,” ujarnya.
Akhirnya disepakati membentuk organisasi pecinta reptil di wilayah Jogjakarta. Diresmikan 29 November 2002, Ophio Jogja Reptiles Club menjadi pionir klub reptil di Indonesia. Nama Ophio diambil dari nama Latin/ilmiah si Raja ular: King Kobra yakni Ophiophagus hannah. Terpilih sebagai ketua umum periode pertama adalah drh Slamet Raharjo MP seorang dosen di Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Jogjakarta.
Sumber: Citraleka.com
FOTO: DOK. Komunitas OPHIO Jogja Reptiles Club