NANISHA: Bantu Anak Muda Untuk Temukan “Cahaya”-nya Kembali

Nanisha, perempuan kelulusan Ilmu Komunikasi Massa dari Universitas Indonesia ini, merupakan salah satu penggiat dari Komunitas LightGivers, yang merupakan sekumpulan anak muda komunitas pembaca tarot, yang pada dasarnya hanya ingin berbagi, sharing pengalaman dan membantu anak muda yang kehilangan cahayanya dalam menghadapi masalah mereka agar bisa menemukan ‘cahaya’-nya kembali.

“Sayang sekali jika hanya karena masalah sepele, keberuntungan dan passion yang seharusnya anak muda tersebut bisa kembangkan di kemudian hari menjadi tertutup karena ketidaktahuan dan keengganan berbagi.” Ujar Nanisha

Perkenalannya dengan dunia tarot, terjadi secara tidak sengaja ketika Ia “curhat” pada salah satu founder LightGivers sekitar tahun 2011. Saat Ia mulai bergelut dalam Komunitas LightGivers ini, tantangan awal yang Ia hadapi yaitu ketika harus menyatukan ego dan visi dari setiap personil komunitas ini, bahkan pada saat awal terbentuknya (ketika itu bernama Indolightwalker) komunitas ini sempat vakum dan pecah namun akhirnya kembali terbentuk dengan susunan tim yang lebih kecil dan lebih jelas visi dan arahnya.

“Lightgivers terus terang saat itu tidak akan terbentuk jika tidak diprakarsai oleh Deniya Patricia (alm.), yang merupakan penggiat sesungguhnya dan pemilik ide awal yang berniat menyatukan potensi-potensi muda para tarot reader, palm reader, aura reader, face reader, zodiak reader dsb – yang rata-rata menguasai berbagai ilmu untuk bersatu dalam komunitas super unik ini.” Terangnya kepada tim Komunita.ID.

Saat ini, LightGivers sudah berjalan dengan baik dan ada sekitar 40-50 anggota yang tergabung. Mereka rata-rata merupakan jebolan workshop LightGivers sendiri, dimana awalnya mereka disamping memiliki bakat juga dibimbing untuk menjadi petarot yang dapat diterjunkan dalam berbagai event anak muda yang diikuti LightGivers.

Untuk menjaga supaya para anggota tersebut tetap bertahan, Ia dan teman-temannya berusaha tetap menjaga kedinamisan kegiatan komunitas (ada sesuatu yang berbeda, progres dan kemajuan), mengikuti perkembangan zaman, dan yang tak kalah penting adalah komunikasi antar anggota. Terlebih lagi komunitas ini dekat dengan kegiatan mendengarkan curhat, sehingga hal ini membuat mereka menjadi lebih kenal pribadi masing-masing anggota lebih dalam, sehingga bisa saling membantu ketika salah satu anggota ada masalah, dan terciptalah ikatan yang kuat seperti keluarga.

Terjun dalam komunitas LightGivers, membuatnya semakin semangat untuk menjalani hidup dengan penuh manfaat. Pengalaman demi pengalaman yang dikumpulkan ketika berhadapan dengan berbagai kondisi dan lapisan anak muda itu, hal itu sangat memberikan pengaruh positif dalam membentuknya untuk menjadi pribadi yang lebih positiif ketika membantu orang lain, mencoba menjadi lebih bijak, lebih berempati, dan semakin bersyukur.

Ia berharap kedepannya komunitas LightGivers yang Ia gawangi, bisa lebih dikenal luas lagi, sehingga bisa lebih banyak lagi membantu sesame. Ia juga ingin komunitasnya bisa saling bekerjasama dengan komunitas lainnya, karena menurutnya sekecil apapun perubahan itu akan lebih cepat jika dilakukan dengan bersinergi bersama.

“Lightgivers juga tidak hanya akan berhenti di kegiatan event di pensi/kampus atau mall  saja seperti yang sudah dilakukan secara rutin selama 3 tahun ini, tapi juga akan masuk ke dunia online secara lebih serius dengan menghadirkan aplikasi yang mudah-mudahan bermanfaat dan dapat diterima oleh masayrakat luas, khususnya anak muda. Nantikan saja nanti tanggal mainnya ya.” Pungkasnya.

FOTO: DOK. Nanisha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *