KOREJAT: Bergerak Untuk Lestarikan Reptil di Jatinangor

Apa saja yang dilakukan para pecinta hewan khususnya binatang melata (reptil) saat berkumpul? Hal itu mungkin terlintas dalam pikiran Anda saat mendengar ada sebuah komunitas yang isinya pecinta reptil. Salah satu dari sekian banyak komunitas semacam itu, yaitu KOREJAT (Komunitas Reptil Jatinangor).

KOREJAT merupakan komunitas pecinta reptil yang berada di wilayah Jatinangor. KOREJAT dibentuk oleh tiga orang mahasiswa, Rendi, Iboy, dan Judit yang menyukai reptil khususnya ular. Mereka bertiga adalah mahasiswa FISIP dan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.

Bermula dari sering kumpul bersama, lalu berlanjut membentuk suatu komunitas yang awalnya dinamakan KUJ (Komunitas Ular Jatinangor). Awalnya, mereka bertiga hanya memfokuskan komunitas ini untuk pecinta ular.

Seiring berjalannya waktu, mereka merasa cakupan komunitas ini terlalu sempit. Maka ketiganya memutuskan untuk membuka komunitas bagi semua pecinta reptil. Terbentuklah KOREJAT yang resmi berdiri pada 6 Desember 2010.

Mereka berkumpul rutin setiap Minggu, sekitar pukul 09.00 pagi di depan gerbang baru Unpad. Para anggota KOREJAT biasanya saling berbagi informasi seputar peliharaan mereka, baik itu berupa pengalaman, tips, saran, dan yang lain sebagainya.

Anggota KOREJAT ini tidak hanya berasal dari Jatinangor tetapi juga Bandung dan sekitarnya. Selain mahasiswa Unpad, ada juga yang berasal dari berbagai universitas di Bandung seperti Universitas Pedidikan Indonesia (UPI), Universitas Komputer Indonesia (Unikom), Universitas Maranata, dan sebagainya.

Anggota dalam komunitas ini tidak hanya berasal dari kalangan mahasiswa, tapi juga tidak sedikit orang yang sudah bekerja, salah satunya Gilang Herlambang, pegawai swasta di Tanggerang. Dia menyempatkan berkumpul tiap akhir pekan bersama teman-temannyas sesama pecinta reptil.

“Biasanya reptil kesayangan kami dibawa untuk dipertontonkan kepada sesama anggota atau ke orang yang kebetulan melintas sekitar gerbang Unpad,” ungkap Gilang.

Jumlah anggota tercatat 65 orang. Dengan jumlah anggota Korejat yang terbilang cukup banyak, koleksi reptil pun makin beragam. Gilang mengatakan hampir semua jenis reptil ada di korejat, mulai dari buaya, biawak, kadal, ular, sampai kura-kura, dengan varian spesiesnya masing-masing.

Memelihara reptil ternyata lebih mudah karena tidak membutuhkan perawatan khusus seperti hewan peliharaan yang lain. Misalnya ular, membersihkan hewan yang satu ini cukup dengan memandikannya. Biaya untuk makannya pun hanya berkisar Rp50.000 perminggu untuk satu ular.

“Jika ular telah diberi makan sekali, ia akan makan lagi sekitar 3-4 minggu, karena ular memiliki sistem pencernaan yang unik. Untuk kesehatan, reptil jarang sakit atau terjangkit virus, beda dengan mamalia,” papar Reza David Kennedy, pengurus KOREJAT yang juga mahasiswa Fikom Unpad.

Reza mengungkapkan bahwa sampai saat ini masih sulit menemukan dokter hewan spesialis reptil, oleh karena itu anggota KOREJAT biasanya merawat hewan peliharaannya secara otodidak berdasarkan pengalaman yang mereka alami dengan cara penanganannya sendiri.

Meski KOREJAT terbilang baru, itu tidak menjadi halangan. Ketua KOREJAT, Indra Fajar menyatakan visi KOREJAT adalah mengubah paradigma masyarakat mengenai reptil, dengan misinya yaitu melestarikan reptil. Dengan visi misi tersebut, KOREJAT konsisten mengembangkan komunitas.

Dalam rangka memenuhi visi dan misinya KOREJAT sering mengadakan acara rutin, seperti sosialisasi ke sekolah-sekolah. Mereka memberi pengarahan tentang jenis-jenis reptil, cara penanganan ketika terserang oleh reptil terutama yang berbisa, dan pengetahuan lainnya yang bisa mereka berikan.

Tidak ada persyaratan khusus untuk menjadi anggota KOREJAT. Calon anggota yang ingin bergabung ke dalam komunitas inipun tidak harus memiliki reptil peliharaan, sebut Indra Fajar. Yang dibutuhkan hanya kecintaan terhadap reptil, lanjutnya.

Rasa cinta terhadap sesuatu memang tidak terbatas hanya pada sesuatu yang biasa dan normal. Para anggota KOREJAT membuktikan kecintaannya terhadap binatang melata. Mereka dapat menjinakan reptil dan tentu sudah siap menghadapi kemungkinan terburuk, yaitu diserang peliharaannya.

“Satu hal yang pasti, sayangi dan rawatlah hewan peliharaan yang kita miliki. Dengan kasih sayang, hewan yang ganas sekalipun dapat menjadi jinak dan menjadi teman kita,” pesan Indra.

Sumber: Jatinangorku

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *