Komunitas Teman Ngopi Bincang-bincang Soal Kartini

Kumpul rangka memperingati hari Kartini, Komunitas Teman Ngopi (KTN) merangkul beberapa Komunitas dan pemuda-pemudi Kota Bekasi, di Tugu Perjuangan Taman Alun-alun, Jalan Pramuka, Bekasi Selatan, Sabtu (23/4/2016).

Komunitas yang didirikan oleh dua orang yakni, Adien Katana dan Syahrul Ramadhan, mengusut tema “Kartini Abadi Kartini Sejati” dengan arti di dalamnya ialah, ‘Jika dikatakan pahlawan, setiap manusia adalah pahlawan bagi dirinya sendiri. Jika diantara kita masih mendengar Kartini sampai saat ini, ialah manusia sejati’.

Menurut Alica Chansa, yang merupakan seorang panitia dalam acara Kartini, “Dia kartini ini dalah sosok yang sejati, nilai-nilai hidup kepada masyarakat, dia sudah berhasil menjadi manusia, karena dapat menjunjung martabat perempuan,” ujar Alica.

Selain itu, kata Ane Matahari yang merupakan ketua Sastra Kali Malang ialah, “Seorang Kartini adalah spirit dengan arti dapat melihat perempuan perkasa, seperti contoh melihat peran orang tua wanita yang sudah menyibukkan dirinya di pasar demi melayani kebutuhan anak dan suaminya, dan di mana seorang perempuan mempunyai solusi dalam menangani permasalahannya,” kata Ane.

Dilanjut pria yang akrab disapa Guts, dirinya membenarkan apa yang di ucap Ane, dengan itu dirinya membeberkan, “Yang digaris bawahi adalah, ketika wanita zaman dahulu tidak boleh membaca, Kartini ini mendobrak untuk hal itu, agar wanita dapat setara dengan laki-laki, karena wanita layak, seperti era zaman sekarang disini banyak wanita yang sudah tangguh, hingga dapat memimpin,” bebernya.

Pria hitam manis yang Akrab disapa Buluk (Syahrul Ramadhan) menuturkan, “Terkait Kartini kita harus melihat sosok ibu, karna wanita spesial, bagaimana peran wanita ini benar banyak mempengaruhi peran negara, di mata itu mempunyai peran penting. Seperti contohnya Ibu Kota, mengapa namanya Ibu Kota? Kenapa tidak Bapak Kota?, itulah perjuangan seorang wanita dahulu kala,” tuturnya.

Wanita harus dapat menciptakan perannya sebagaimana dalam kemandiriannya, tidak harus mengandalkan seorang laki-laki.

Adapun Bebenjazz, selaku ketua Beben Jazz Musik Course (BJMC) menguraikan, “Sosok Kartini dahulu ialah untuk mengangkat harkat wanita, emansipasi wanita, karena dahulu wanita benar benar terkungkung, tidak bebas dalam hal apapun. Dan akhirnya wanita saat ini bebas bergerak, namun wanita juga harus kembali ke dirinya dalam tanggung jawabnya bila mana sudah berumah tangga,” tukasnya.

Selain itu, Inna Kamarie menjelaskan, sosok Kartini adalah sosok guru yang memberikan nilai-nilai dalam hidup dan bernegara, “Kita tetap menjadi diri sendiri sebagai wanita. Kita (Wanita) wajib mempunyai jiwa Kartini, seperti berpendidikan, dan pendidikan yang tinggi tidak harus lewat jangka sekolah yang tinggi. Dalam agama itu kodrat perempuan adalah sebagai guru bagi anak anaknya, kecerdasan ini yang kita punya, tapi bukan untuk kesombongan, itu untuk ibu yang mengajarkan anak anaknya kelak, dan mengajarkan orang orang sekeliling kita.”

Foto dan narasi diambil dari sumber.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *