Perempuan Peduli Keadilan (PPK), sebuah kelompok perempuan yang peduli dengan dinamika sosial dan pembangunan bangsa, menggelar acara diskusi bertajuk “Kartini & Kebangsaan” sebagai bagian dari perayaan hari Kartini yang jatuh setiap tanggal 21 April.
Bertempat di Panti Perwira, Balai Sudirman Jakarta, para perempuan dari berbagai lapisan masyarakat ini menggali, mendiskusikan dan meninjau kembali pemikiran-pemikiran jenius R.A. Kartini. Diskusi yang dihadiri oleh para perempuan yang mengenakan kebaya ini, menghadirkan keynote speaker Nina Akbar Tandjung dan juga KASAD Jendral TNI Gatot Nurmantyo.
“Di acara ini kami ingin menggali, mendiskusikan, dan meninjau kembali pikiran-pikiran jenius R.A. Kartini, pahlawan dan pelopor emansipasi perempuan Indonesia. Banyak sekali pikiran jenius beliau yang menembus batas zaman dan berlaku hingga kapanpun,” ungkap Efin Soehada, Ketua Pelaksana Perhelatan acara Kartini & Kebangsaan. Ditegaskan oleh Efin Soehada, bahwa pikiran-pikiran Kartini sangat inspiratif dan dapat bertransformasi dalam kegiatan-kegiatan yang membawa kemaslahatan bagi masyarakat luas. PPK juga ingin menularkan semangat R.A. Kartini seperti tentang semangat kemajuan, budi luhur, keagungan Tuhan, harapan, dan tantangan tidak hanya bagi masyarakat Indonesia, namun juga bangsa di belahan manapun di dunia ini.
Nina Akbar Tandjung menyatakan bahwa peran perempuan dalam rumah tangga sungguh teramat dasyat, selain sebagai ibu yang menjadi penggerak keberhasilan dalam keluarga masing-masing, perempuan juga berperan penting dalam menentukan karakter dan perubahan bangsa. Bagi Nina, Perempuan selain memberikan warna dan ketauladanan yang tepat, juga menjadi agen perubahan bagi kemajuan suatu bangsa.
Sementara itu, KASAD Jendral Gatot Nurmantyo menyatakan bahwa untuk 40 tahun yang akan datang, tentu kita perlu berpikir lebih visioner seperti Kartini. Perempuan memiliki peran penting dalam menghadapi proxy war – konfrontasi diantara dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk menghindari konfrontasi secara langsung. Ditambahkan oleh KASAD, bahwa perempuan-perempuan memiliki keunggulan dalam pembangunan karakter bangsa. Untuk itu, kaum perempuan melalui beragam organisasi dan jaringan untuk membuat sebuah “program ketrampilan madani”.
Selain diskusi, diselenggarakan pula peragaan busana Ghea Panggabean yang juga anggota PPK, penyanyi seriosa cilik Akilah Nasywa, dan sajian musik Kulintang. Beberapa tokoh penting seperti Oke Hatta Radjasa, Ninik Djan Faridz, Nina Abdullah Puteh, Mien R. Uno, Purnomo Yusgiantoro, serta ibu-ibu pejabar jajaran staff Angkatan Darat Republik Indonesia terlihat serius mengikuti setiap sesi acara. Ada juga perempuan-perempuan dengan berbagai prestasi dalam bisnis dan organisasi masyarakat di Indonesia.
Foto dan narasi diambil dari sumber.