PPNI: Perempuan; Pihak Paling Menderita dari Proyek Reklamasi

Perempuan menjadi kelompok paling menderita akibat pelaksanaan proyek reklamasi Teluk Jakarta karena suami mereka tidak bisa melaut.

Ketua Dewan Penasihat Persaudaraan Perempuan Nelayan Indonesia (PPNI) Habibah membeberkan kaum istri dan anak perempuan nelayan yang tinggal di daerah sekitar reklamasi harus ikut serta menambal penghasilan keluarga. Padahal, mereka juga memiliki tanggung jawab untuk mengurus rumah tangga.

“Gara-gara reklamasi masih terus berlangsung, suami kami tidak punya ruang lagi untuk melaut,” katanya dalam acara diskusi Paradoks Republik Maritim di Jakarta, Senin (25/4/2016).

Habibah mengatakan para nelayan mulai terdampak sejak reklamasi kawasan Marunda Center oleh PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) pada 2010. Pengerjaan reklamasi mematikan ekosistem ikan dan udang di pesisir pantai yang menjadi sumber tangkapan nelayan.

Di sisi lain, pantai yang direklamasi menghalangi akses nelayan untuk melaut hingga ke Kepulauan Seribu. “Padahal karena tangkapan di pinggir habis kan kami harus mencari ikan lebih jauh lagi,” tutur perempuan asal Kampung Marunda Kepu ini.

Sebelum reklamasi, Habibah mengklaim sekali melaut nelayan setempat bisa meraup pendapatan hingga Rp1.000.000. Namun, kini nelayan  hanya bisa mendapatkan penghasilan rata-rata Rp200.000.

Menurut Habibah, perempuan pun terpaksa harus ikut mencari pemasukan keluarga. Mereka melakukan pekerjaan apapun, dari mengupas kerang, memulung botol air mineral di pantai, hingga membuat terasi.

“Bahkan anak-anak kami juga terpaksa ikut mencari besi tua di kawasan reklamasi. Sekolah mereka akibatnya terganggu,” ujarnya.

Reklamasi Teluk Jakarta memang masih memicu kontroversi luas. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ngotot melanjutkan proyek tersebut. Namun, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan berkeras proyek dihentikan sementara (moratorium) sampai memenuhi seluruh peraturan perundangan.

Foto diambil dari sumber.

Berita diambil dari sumber.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *