Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (Perbakin) Jawa Barat meminta pihak Pengurus Besar (PB) Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jabar untuk secepatnya melakukan renovasi tempat pertandingan (venue) untuk nomor high power riffle (HPR) atau berburu. Nomor berburu merupakan nomor pertandingan yang baru ditetapkan di cabang olahraga menembak PON XIX/2016 pada Maret 2016 lalu. Ketua Harian Pengprov Perbakin Jabar, Agus Ruswendi menuturkan, dengan penetapan nomor pertandingan yang baru dilakukan Maret 2016, lapangan pertandingan pun diperlukan untuk secepatnya dibenahi. Untuk lokasi pertandingan, pihaknya mengajukan dua tempat yakni di Lapangan Tembak Gunung Bohong Brigif 15 Kujang II Cimahi dan di Lapangan Tembak Korpaskhas TNI AU, Lanud Sulaeman, Kabupaten Bandung.
“Setelah dilakukan peninjauan oleh technical delegate dari PP Perbakin, ditetapkan Lapangan Tembak Korpaskhas TNI AU sebagai lokasi pertandingan cabang olahraga menembak nomor berburu atau HPR. Dengan catatan, diperlukan perbaikan, sehingga bisa layak sebagai pertandingan nomor berburu yang membutuhkan minimal panjang lokasi 600 meter,” ujar Agus saat ditemui wartawan, Jumat (22/4/2016)
Ketua Pertandingan Cabang Olahraga Menembak PON XIX/2016, Rinduwan menuturkan, nomor berburu akan mempertandingkan sebanyak empat kelas pertandingan. Yakni di kelas metal silhouette tiga posisi (tiarap, duduk, berdiri) dan multi range target dengan jarak 200 meter, 300 meter, 400 meter, dan 500 meter. Di setiap kelas tersebut akan mempertandingkan untuk kelompok indovidual dan tim sehingga nomor berburu memperebutkan empat medali emas.
Untuk itu, lokasi pertandingan nomor berburu pun membutuhkan pembenahan sehingga lebih layak untuk digunakan pertandingan. Pasalnya, lokasi yang akan digunakan sebelumnya merupakan tempat pertandingan atau latihan untuk nomor tembak reaksi.
“Dari sisi lapangan, perlu ada relokasi lapangan tembak reaksi dengan membongkar sekitar tujuh dinding yang bisa digunakan untuk tembak reaksi. Dengan demikian, panjang lapangan pun bisa memenuhi standar untuk pertandingan nomor berburu. Dan untuk lapangan tembak reaksi akan dipindahkan ke lokasi yang sudah disiapkan dan akan digunakan untuk pertandingan eksebisi PON XIX,” ujar Rinduwan.
Di lapangan, harus dibangun pairing line atau garis tembak di empat lokasi yakni di titik 200 meter, 300 meter, 400 meter dan 500 meter. Garis tembak bisa dibangun dengan beton atau menggunakan paving block dan khusus di garis tembak 500 meter harus dilengkapi dengan kanopi. Selain pembenahan lapangan, dibutuhkan pula pembangunan gedung dengan ukuran 4 x 12 meter sebagai tempat penjurian, ruang perbaikan senjata, serta ruangan lain.
“Selain itu, pembenahan di fasilitas pendukung pun perlu dilakukan. Seperti untuk tempat parkir, toilet, serta perbaikan akses jalan menuju lokasi pertandingan dengan panjang sekitar 4 kilometer. Untuk tribun penonton dan ruangan medis, kita akan bikin tribun knock down serta pemasangan tenda,” terangnya.
Untuk kebutuhan pembenahan venue berburu tersebut, Rinduwan mengaku jika pihaknya sudah mengajukan anggaran untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pihaknya pun sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak sehingga pembenahan venue berburu pun bisa secepatnya dilakukan.
“Nomor ini kan baru disepakati Maret 2016 lalu sebagai nomor yang resmi dipertandingkan di cabang olahraga menembak PON XIX dan kita langsung bergerak cepat melakukan pembenahan sehingga nomor ini bisa dipertandingkan sesuai standar. Untuk itu, kami pun berharap PB PON XIX khususnya di Bidang Sarana Prasarana untuk bergerak cepat mengatasi ini. Kalau untuk perbaikan kami harap bisa dilakukan secepatnya, paling telat satu bulan sebelum PON XIX berlangsung semua sudah selesai,” pungkasnya.
Foto dan berita disadur dari sumber.