Yuk, Kenali 9 Penyebab Depresi!

Percaya atau tidak depresi muncul dalam beberapa segi. Ketika temperatur udara menurun di area timur laut, depresi musiman terjadi di mana-mana. Sebagai salah satu efek samping cuaca yang mengejutkan, depresi juga tersembunyi dibalik beberapa alasan terselubung berikut, yang seringkali tidak diperhatikan. Cari tahu apakah kamu adalah korban dari penyebab dari luar berikut.

  1. Penyakit kronis

Dalam menghadapi penyakit kronis tidak hanya dibutuhkan fisik yang kuat namun juga emosi yang kuat. Orang yang menderita penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes dan kanker lebih dimungkinkan menderita depresi, menurut the Centers for Disease Control and Prevention. Harap dicatat bahwa para ilmuwan telah menetapkan mana yang menjadi penyebabnya, namun para ahli menekankan bahwa ada cara-cara spesifik dalam menganggulangi gangguan kesehatan mental sambil menangani penyakit kronis.

  1. Merokok

Ini adalah alasan bagus untuk mengenyahkan kebiasaan tersebut: Sebuah penelitian pada tahun 2015 di Inggris menemukan bahwa perokok secara keseluruhan lebih dimungkinkan untuk menderita kegelisahan dan depresi  dibandingkan dengan bukan perokok. Sebagai tambahan, para peneliti berkata penelitian ini menemukan jika merokok bisa jadi adalah sumber dari kegelisahan karena gejala kecanduan yang dirasakan oleh perokok saat tidak merokok.

“Rasa ‘high’ yang didapatkan dari rokok tidaklah berguna karena itu malah merusak tubuh,” kata Michael Roizen petugas kepala kesehatan Cleveland Clinic kepada HuffPost. “Ingin tahu apa yang bisa memberimu rasa ‘high’ yang tidak merusak atau menjadi pencetus penyakit. Cari tahu dengan menemukan kegemaran yang kamu sukai, apakah itu olahraga, mengobrol dengan teman atau memasak. Itu akan membantu, khususnya dalam menghadapi depresi.”

  1. Penggunaan media sosial yang berlebihan

Media sosial hanyalah kilasan dari kehidupan seseorang yang dilihat dari gelas yang setengah penuh; sama sekali tidak melukiskan kenyataan hidup seseorang secara akurat. Tapi kamu tetap saja membandingkan hidupmu dengan hidup mereka. Proses bawah sadar ini adalah apa yang disebut oleh oara peneliti sebagai “pembandingan sosial,” dan ini bisamenimbulkan perasaan depresi, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di the Journal of Social and Clinical Psychology.

  1. Lingkunganmu

Kamu orang kota atau penduduk desa? Hal ini bisa membedakan kesehatan mentalmu. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tinggal di kawasan urban kemungkinan lebih mudah terserang penyakit mental, khususnya depresi, menurut yang dilaporkan oleh Scientific American. Meski para peneliti mengatakan bahwa penyebab pokok mengapa hal itu terjadi sangat kompleks, mereka membuat teori bahwa menghabiskan lebih banyak waktu di alam  bisa menjadi penawar yang berguna.

  1. Diet

Fisik dan mentalmu bisa jadi terkait dengan apa yang kamu konsumsi. Peneliti menunjukkan bahwa orang yang melakukan diet buruk – memilih makanan yang berupa daging yang mengalami terlalu banyak proses, gula dan lemak – juga lebih mungkin dilaporkan mengalami gejala depresi, seperti yang dilaporkan the Mayo Clinic. Data analisis tahun 2008 yang diterbitkan di the Indian Journal of Psychology menetapkan bahwa “nutrisi bisa memainkan peran penting pada permulaan begitu pula tingkat keparahan dan durasi depresi.”

Hal ini tentu saja merupakan siklus. Depresi juga bisa berupa perubahan selera makan yang terkadang membuat seseorang sulit untuk mendapatkan nutrisi yang cukup. Para ahli berkata hubungannya kompleks, tapi tetap saja harus diperhatikan bila berhubungan dengan keadaan emosimu.

  1. Terlalu banyak duduk

Satu-satunya pendekatan menuju tubuh dan jiwa yang sehat bukan hanya memprioritaskan apa yang kamu makan, tapi juga seberapa banyak aktivitas yang kamu lakukan. Penelitian menunjukkan bila olahraga bisa meningkatkan keadaan emosimu. Bukan hanya itu, tingkah laku sebaliknya yaitu terlalu banyak diam bisa jadi terkait dengan gejala-gejala depresi. Saatnya untuk menggerakkan tubuh.

  1. Kurang tidur

Kurang tidur itu bukan main-main. Kalau kamu tidak memrioritaskan tidur maka kamu tidak hanya berisiko menderita kondisi kronis seperti penyakit jantung tapi kondisi emosionalmu juga berisiko. Penelitian menunjukkan kurang tidur parah bisa mengganggu keadaan emosimu. Depresi juga bisa memengaruhi tidur, menciptakan lingkaran setan.

  1. Pembengkakan otak

Penelitian yang muncul menemukan bahwa gejala-gejala depresi bisa jadi diakibatkan oleh “neuroinflammation,” atau respon alami otak untuk melindungi anggota tubuh ini. Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal JAMA Psychiatry menemukan bahwa pembengkakan otak 30 persen lebih tinggi pada pasien yang depresi. Ini bisa jadi berita bagus dalam menghadapi stigma, yang diakibatkan oleh kesalahpahaman umum kalau depresi adalah hal yang “bisa dilewati” atau yang “dibuat-buat sendiri oleh penderitanya.”

  1. Tidak mendahulukan kebutuhan diri sendiri

Kalau kamu memprioritaskan orang lain dan mengabaikan kebutuhanmu sendiri, itu bisa mengorbankan kesehatan mentalmu. “Orang terlalu sering tidak punya ruang atau waktu untuk mengurus diri sendiri,” kata Znidarsic. “Kalau mereka tidak mampu berkata tidak pada orang atau hal yang tidak membuat mereka berkembang maka hal tersebut bisa membuat seseorang lelah dan depresi.”

Znidarsic menekankan, kalau kamu merasa kemungkinan menderita depresi, ada harapan. Ada cara untuk menanganinya, untuk membantumu kembali ke pola pikir yang lebih baik – sebab kamu berhak untuk sehat.

Ilustrasi dan tips diambil dari laman Get Happy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *