Komunitas Neuronesia Gelar Summit di Bandung

Pecinta Ilmu Neurosains Indonesia atau biasa disebut Komunitas Neuronesia-Center of Happy Brain menggelar kegiatan Bandung Neuronesia Summit belum lama ini. Kegiatan tersebut mengusung tema “Time to Remember” untuk mengajak kepada anggota khususnya dan semua orang untuk mengedepankan rasa syukur dalam menjalani hidup ini.

Selain itu, mereka pun membuat aplikasi Charity Digital SOULMATE (SOlusi Umat Lewat Mobile Apps TEchnology). Melalui aplikasi ini, semua masyarakat bisa mengetahui tentang ilmu otak.

Anggota Kehormatan (Board of Honors) yang juga mewakili Komunitas Neuronesia Chapter Bandung, DR. Tauhid Nur Azhar mengatakan, pihaknya ingin mengajak masyarakat untuk mengingat dan bersyukur atas hakikat keberadaan sebagai manusia.

Menurutnya, keberadaan manusia tidak hanya dilihat dari kecerdasannya, namun yang lebih penting adanya manfaat bagi sesama. Tauhid mengatakan, program ini dirancang sarat dengan semangat kekeluargaan dan manfaat terutama dalam pengetahuan dan kebersamaan.

Dalam pertemuan tersebut, semua anggota komunitas menelisik keistimewaan otak bangsa Indonesia dalam keadiluhungan budaya, dalam rupa batik dan filosofi di baliknya. “Kami menghadirkan seniman batik Imang Jasmine yang menjadi pemandu indera dalam mengolah rasa batin hingga peka terhadap tanda dan vibrasi semesta,” katanya.

Anggota Kehormatan lainnya, Atty Budiharti, mengatakan, Neurosains merupakan ilmu yang khusus mempelajari tentang otak dan dinamikanya. Otak merupakan bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

Bagian yang terkecil dari otak disebut neuron (sel saraf) yang terdiri atas badan sel dan kabel-kabel yang disebut axon neuron. Neurosains mempelajari semua hal yang berkaitan erat dengan fungsi otak, intelektual, dan kesadaran manusia.

“Semua gerakan tubuh kita dikontrol oleh otak,” katanya. Atty mengatakan, dari mulai makan, tidur, belajar, berpikir, berperasaan sampai berpikiran inovatif serta menemukan segala sesuatu, semuanya dimulai dari otak.

Sebagai contoh, dengan mengenal otak, maka LGBT (lesbian, guy, biseks dan transgender) dan pornografi bisa diatasi karena semuanya terjadi akibat kesalahan pola asuh yang berpengaruh ke otak. “Kami membuat aplikasi Charity Digital SOULMATE (SOlusi Umat Lewat Mobile Apps TEchnology) agar semua masyarakat yang ingin tahu soal ilmu otak,” katanya.

Dalam pertemuan dengan komunitas neurosains, pihaknya menggelar juga aktivitas sosial dengan menghimpun donasi untuk anak-anak tidak mampu dan bagi penderita penyakit kanker.

“Kami membuat program aplikasi mobile Charity Digital komunitas Neurosain ini, untuk menghimpun donasi juga,” katanya.

Foto dan berita diambil dari sumber.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *