Yayasan Pandita Sabha Buddha Dharma Indonesia: Kerja Sama Dengan Banyak Unsur Masyarakat dalam Pembangunan

Agama Buddha Niciren Syosyu pertama-tama masuk ke Indonesia pada tahun 1950-an. Tahun 1964 dibentuk wadah bagi umat Niciren Syosyu di Indonesia yaitu NSI (Niciren Syosyu Indonesia). Organisasi umat Buddha Niciren Syosyu Indonesia pertama-tama berupa yayasan yaitu Yayasan Buddhist Niciren Syosyu.

Berkembang mula-mula di Jakarta. Sejak kepemimpinan Senosoenoto, agama Buddha Niciren Syosyu berkembang luas hingga ke desa-desa. Hingga tahun 2005 ini umatnya telah tersebar di berbagai pelosok Indonesia.

Senosoenoto juga ikut mempelopori berdirinya wadah umat Buddha di Indonesia, WALUBI. Beliau menjadi Sekretaris Jenderal WALUBI pada tahun 1977 (saat itu masih bernama MABI ; Majelis Agama Buddha Indonesia) dengan Ketua Umum Brigjen TNI (purn) Soemantri.

Sepeninggalan almarhum Senosoenoto, umat Buddha Niciren Syosyu di Indonesia berada dalam wadah tunggal Yayasan Pandita Sabha Buddha Dharma Indonesia (YPSBDI), yang diketuai oleh Pandita Aiko Senosoenoto.

Senosoenoto selalu mendengungkan ajaran cinta Tanah Air dari Buddha Niciren Daisyonin kepada umatnya. Prinsip Menjadi Mata, Tiang dan Bahtera Bangsa benar-benar diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Umat didorong untuk bisa berbahasa Indonesia. Aksi-aksi kemanusiaan seperti donor darah, menjadi calon donor mata, kebersihan lingkungan, reboisasi dan penghijauan, penanggulangan banjir dan menolong korban berbagai bencana lainnya juga dilakukan oleh umat Niciren Syosyu Indonesia. Sebagai wujud dari cinta Tanah Air itu, umat terus didorong untuk bekerja sama dengan berbagai unsur masyarakat dalam membangun daerah sekitarnya. Selain itu, umat juga giat melakukan berbagai kegiatan seni budaya Indonesia dari angklung, marching band, tari daerah, teater, musik, hingga tari kontemporer.

Hingga sekarang, gerakan cinta Tanah Air umat Buddha Niciren Syosyu di Indonesia secara konsisten dijaga dan dikembangkan penerapannya sesuai jaman oleh Pandita Aiko Senosoenoto dan Pandita Sabha Buddha Dharma Indonesia.

Pembinaan generasi muda sebagai penerus masa depan bangsa menjadi concern dari Pandita Aiko Senosoenoto. Di bawah kepemimpinannya, dinamika anak muda BDI mendapat tempat yang sangat pantas. Sejak tahun 1986, berbagai kegiatan nasional anak muda yang terarah dan terpadu dijalankan secara berkesinambungan dan terus menerus.

Diawali dengan Temu Pelajar dan Mahasiswa (TPM) pertama di Sumatera Utara hingga TPM ketujuh di Megamendung. TPM ini dilaksanakan setiap tahun secara rutin di berbagai tempat di Tanah Air. Selain Sumatera Utara dan Megamendung – Jawa Barat, Bromo – Jawa Timur, Bedugul – Bali, Yogyakarta, Tanjung Pinang – Kepulauan Riau juga pernah menjadi tuan rumah TPM.

Pelaksanaan kegiatan di berbagai tempat di Indonesia juga bertujuan untuk meletakan dasar cinta Tanah Air di dalam jiwa setiap generasi muda BDI. Dengan mengenal kebesaran dan keberagaman Indonesia, diharapkan akan muncul perasaan cinta terhadap Tanah Air mereka.Pembinaan generasi muda tahap kedua adalah (Pendidikan Agama dan Susila Teruna Indonesia (PASTI). Pembinaan tahap kedua ini juga dilangsungkan setiap tahun tanpa terhenti di kompleks Sadapaributha Buddhis Centre, Megamendung. Dari PASTI pertama hingga ketujuh, anak muda BDI dilatih untuk memiliki sikap berkompetisi secara sportif dan fair.

Memasuki tahap tujuh tahunan yang ketiga, diselenggarakanlah Menggapai Inspirasi Merdeka Putra Indonesia (MIMPI). Kegiatan ini menekankan pada pengembangan sikap disiplin, tekun dan mau belajar pada anak-anak muda. Berbagai pelatihan dan workshop diberikan kepada mereka dalam kegiatan yang dipusatkan di kompleks Kuil Myogan-ji, Megamendung ini. Mulai dari kelas tari, musik, hingga teater menjadi sarana mereka untuk menempa diri menjadi anak muda Indonesia yang tangguh.

Foto dan narasi diambil dari laman web YPSBDI.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *