Yogyakarta Night at The Museum: Ajak Anak-Anak Jelajahi Candi Borobudur

Mengenalkan anak dengan museum memang bukan hal yang mudah. Anak-anak saat ini sudah sangat dimanjakan dengan teknologi gadget yang canggih. Alhasil, orangtua tak banyak yang terdorong untuk mengenalkan anaknya dengan sejarah.

Tapi patut diacungi jempol, usaha sekelompok anak muda yang terkumpul dalam komunitas Yogyakarta Night at The Museum ini. Mereka mengadakan acara jelajah Candi Borobudur untuk mencintai sejarah, Minggu (24/4). Acara tersebut diikuti puluhan orangtua yang mengajak anak-anaknya. Kegiatan yang bertajuk Kids in Museum tersebut terlaksana atas kerjasama dengan Balai Konservasi Borobudur sebagai rangkaian kegiatan memperingati 25 tahun penetapan Candi Borobudur sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO. Sebanyak 35 anak usia 6-12 tahun dan 40 orangtua ikut ambil bagian.

Saat di Candi Borobudur, anak-anak dan orangtua langsung dipisah menjadi kelompok tersendiri. Para orangtua bersama tim Yogyakarta Night at The Museum dan Balai Konservasi Candi Borobudur diajak berkeliling Candi Borobudur sambil diterangkan tentang sejarah Candi Borobudur. Tak hanya itu, mereka juga diajak ke Studio Sejarah Restorasi Candi Borobudur. Tujuannya agar mereka tahu proses konservasi yang telah dilakukan dibalik kokohnya Borobudur sekarang.

Sementara itu, anak-anak diajak keliling Candi Borobudur sambil diterangkan kisah teladan relief Jataka. Kisah fabel ini sangat inspiratif untuk anak-anak dengan menanamkan nilai kebaikan, tolong-menolong, dan kejujuran. Setelah proses keliling Candi Borobudur selesai, anak-anak diajak mewarnai wayang kancil yang karakternya diambil dari relief kisah Jataka tersebut. Wayang-wayang kancil ini kemudian dipakai saat aktivitas mendongeng bersama yang dilaksanakan di Balai Konservasi Borobudur.

“Anak-anak sekarang sepertinya sudah merasa asing dengan dongeng, makanya aktivitas mengenalkan dongeng dan sejarah ini kami kemas menarik agar anak-anak tertarik,” kata Erwin Djunaidi (24), ketua komunitas Yogyakarta Night at The Museum.

Gayung bersambut, cara yang menarik ini ternyata mendapat respons yang tinggi dari para orangtua yang masih ingin mengenalkan anak-anaknya tentang sejarah, bangunan bersejarah, dan dongeng.

“Saya sangat suka dengan konsep pengenalan sejarah untuk anak ini. Biasanya anak-anak diajak ke Candi Borobudur sudah mengeluh kecapekan, tapi ini berbeda,” kata Lily, guru SD Kalam Kudus Yogyakarta yang hari itu mengajak anaknya ikut.

Kegiatan Kids in Museum telah dilakukan komunitas ini sejak 2014. Mereka secara berkala mengadakan kegiatan jelajah museum dan heritage khusus untuk anak-anak. Selain Kids in Museum, komunitas ini juga mempunyai agenda rutin seperti jelajah museum malam hari dan kelas heritage.

Foto dan narasi diambil dari sumber.

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *