Komunitas Gubuak kopi saat ini adalah kelompok studi yang dikelola oleh beberapa mahasiswa asal Solok. Kalau orang lain melahirkan komunitas atas kesamaan aktivitas mereka, maka komunitas ini hadir karena kesamaan tujuan. tujuan yang sederhana saja: menjadi orang lebih berguna. Yang kemudian tujuan tersebut menjadi beberapa misi: ikut menanggapi dan mencarikan solusi terhadap fenomena yang ada disekitar. Serta ikut mencerdaskan kehidupan sekitar.
Untuk mewujudkan misi tersebut disusun menjadi beberapa program kerja diantaranya;
- Berbagi senyum: program ini difokuskan pada bidang sosial. Disini komunitas berupaya untuk mendata, menanggapi, dan mencarikan solusi terhadap masalah sosial yang ada disekitar. Seperti menditribusikan bantuan, gotong royong, menjadi relawan dan lain-lain.
- Ekspose Solok : Pada program ini komunitas berupaya dalam menggali potensi – potensi local yang ada di Kabupaten dan Kota Solok. Baik itu potensi Individunya, Sejarah, Seni, Budaya, dan keindahan local (pariwisata). Yang mana hasil dari kegiatan akan dipromosikan secara local, nasional, bahkan global.
- Ilmu untuk semua : melalu program ini komunitas berupaya dapat medistribusikan ilmu pengetahuan secara gratis kepada masyarakat sekitar. Seperti mengadakan seminar, diskusi, penyuluhan dan peminjaman koleksi buku di komunitas.
Wilayah kerja pada langkah awal difokuskan pada wilayah dimana komunitas ini berkembang, yaitu Kabupaten dan Kota Solok, Sumatra Barat. Komunitas ini beranggotakan orang-orang dengan berbagai latar pendidikan dan wilayah domisili saat ini. Awalnya komunitas beranggotakan sebelas orang saja, namun setelah 4 (empat) bulan berdiri komunitas mendapat respon baik keinginan untuk bergabung dari teman-teman lainnya baik itu didalam maupun diluar Sumatra barat .
Gubuak Kopi dibangun dari dua suku kata, yaitu Gubuak dan Kopi. Gubuak Di Minangkabau adalah semacam pondok sederhana yang digunakan para petani untuk beristirahat disela pekerjaan. Dalam bahasa Indonesia gubuak dapat juga diartikan Gubuk. Sedangkan kata Kopi adalah salah satu nama minuman yang cukup digemari di Minangkabu bahkan penduduk dunia.
Namun ketika kita berbicara masalah kopi, yang muncul difikiran secara umum adalah secangkir minuman hitam yang diminum pada suatu warung yang biasa disebut “kadai kopi”, disana berisi gelak tawa pada lelaki beserta curahan hatinya baik itu tentang masalah sosial disekitarnya bahkan rumah tangga.
Dari gabungan dua fenomena kata diatas itulah mereka sedikit memplesetkan fenomena yang terjadi pada kedai kopi, tepatnya. Kedai diganti dengan gubuak. Mereka berharap selain tempat para muda mudi menyampaikan aspirasinya komunitas juga dapat menjadi tempat berteduh bagi mereka membutuhkan.
Sumber: Info Sumbar