Komunitas Mahasiswa Penggemar Otomasi dan Robotika yang disingkat dengan KOMPOR merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bergerak di bidang teknologi robotika. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat komunitas ini ingin meningkatkan kreativitas dan inovasi agar tidak menjadi sebatas wacana teoritis semata, melainkan bisa mengimplementasikannya ke dalam dunia nyata. Dengan demikian dibentuklah suatu wadah yang dapat meningkatkan kreativitas di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu KOMPOR UPI.
Berawal dari mahasiswa FPTK (Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan) yang membentuk TIM dalam rangka mengikuti kegiatan Kontes Robot Indonesia (KRI) di tahun 2004 dan mereka pun berhasil lolos pada tahap I (Proposal dan Pelaksanaan Visitasi). Kemudian berlanjut di tahun 2005 dengan hasil yang sama sampai di tahun berikutnya yaitu tahun 2006 mereka lolos visitasi panitia kegiatan. Di tahun inilah mereka membentuk sebuah komunitas yang diberi nama KOMPOR, tepatnya 30 April 2006. “Komunitas ini dibentuk oleh beberapa mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa teknik mesin dan elektro yang memang memiliki minat dalam membuat robot. Dibentuknya komunitas ini agar aktivitas yang dilakukan mendapat dukungan dari Universitas, ada 10 orang saat itu yang menjadi perintis berdirinya KOMPOR. Adapun untuk saat ini, anggotanya sudah mencapai sekitar 59 orang,” ujar Ahmad Nizami selaku Ketua KOMPOR kepada Plimbi yang diwawancara pada 19 November 2011 kemarin.
Baru di tahun 2007, TIM Robot ini lolos ke tahap kontes Nasional. Dengan beberapa prestasi yang telah didapat, komunitas ini pun resmi menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada tahun 2008. Walaupun KOMPOR didirikan oleh mahasiswa FPTK, namun komunitas ini memiliki kebijakan keanggotaan terbuka. Jadi, bagi mahasiswa non FPTK pun bisa ikut bergabung di komunitas ini.
Visi Komunitas Mahasiswa Penggemar Otomasi dan Robotika (KOMPOR) yaitu menjadikan KOMPOR sebagai organisasi yang selalu terdepan dalam meningkatkan kreativitas di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun misinya yaitu meningkatkan kepekaan kreativitas mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Memberikan pelayanan kepada mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dalam mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat menghasilkan suatu produk teknologi tepat guna dan mempersiapkan potensi-potensi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dalam kegiatan-kegiatan di bidang pengembangan teknologi khususnya otomasi dan robotika.
Selain mengikuti kegiatan kontes robot, KOMPOR juga mengadakan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan pengembangan teknologi seperti penelitian, rancang bangun alat atau mesin, pengabdian kepada masyarakat dan lain-lain. “Kegiatan yang dilakukan KOMPOR ini banyak, yang pertama itu kaderisasi, kedua riset keteknologian, mengikuti program-program kreativitas yang diadakan oleh DIKTI, mengikuti kompetisi robot yang diadakan oleh DIKTI juga, pengabdian masyarakat dan menjalin hubungan dengan media-media baik di lintas kampus maupun di luar kampus. Selain itu, kita mencoba eksis di kampus dengan cara manjalani aktivitas dengan organisasi-organisasi yang lain.
Adapun harapan dari berdirinya komunitas ini kita bisa menumbuhkan kreativitas dan mengaplikasinnya dalam sebuah produk-produk yang kita buat, kita bisa membuat sebuah kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berguna bagi masyarakat, riset-riset yang kita lakukan itu bisa berguna, kita bisa menggunakan program kerja kita dengan baik. Intinya indikator ketercapaiannya dapat kita penuhi, kader yang kita inginkan benar-benar terwujudkan dan dalam ajang kompetisi kita bisa menjadi juara dan punya nama.”ungkap Ahmad Nizami.
Ada beberapa cara yang dilakukan komunitas ini dalam hal berkomunikasi antar sesama anggotanya. Secara formal, mereka melakukan pertemuan rutin antar pengurus, pengurus dengan komite, pertemuan pengurus, komite dan anggota. Adapun cara berkomunikasi non formal, mereka menggunakan jejaring sosial dan SMS untuk menyampaikan informasi. Apabila informasi yang akan disampaikan dirasa sangat penting dan tidak memungkinkan untuk menggunakan jejaring sosial atau SMS, mereka menggunakan surat.
Sumber: Plimbi