Masih asing dengan jam tangan pintar atau smartwatch bernama Pebble? Berawal dari Kickstarter, bisa dikatakan Pebble merupakan produk yang sukses di situs crowdfunding tersebut.
Pengguna smartwatch Pebble di Indonesia sudah cukup banyak, meskipun jam ini belum resmi hadir di Tanah Air. Di Jakarta, para pencintanya tergabung dalam komunitas Pebblenesia.
Komunitas ini awalnya terbentuk berkat keisengan Rangga Sanjaya yang membuat sebuah thread di forum situs komunitas KASKUS. Tujuannya mengumpulkan siapa saja yang punya Pebble dan memberikan informasi bagi mereka yang tertarik. Siapa sangka, animo dari pengguna KASKUS sangat baik.
“Akhirnya sekalian saja dibuat komunitas ini untuk berbagi, berkumpul, dan kegiatan lainnya,” kata Rangga. Komunitas ini dinamakan Pebblenesia yang berarti Pebble Indonesia Smartwatch Community. Tanggal thread KASKUS dibuat, 17 Maret 2015, tercatat sebagai tanggal berdirinya Pebblenesia.
Rangga kenal dengan Pebble karena tidak sengaja melihat campaign mereka di Kickstarter. Setelah memesan Pebble pertamanya, seri Jet Black pada tahun 2013, dia pun langsung jatuh hati. “Ketika lihat di Kickstarter, saya coba pledge. Pas barangnya datang, dipakainya enak banget dan langsung suka,” ucap pegguna Pebble Steel ini.
Dia mengatakan, belum sempat mendata jumlah anggota Pebblenesia. Namun, berdasarkan aktivitas di KASKUS, trafik diskusi antar anggota cukup ramai. Hingga pertengahan Juli 2015 thread-nya sudah mencapai 210 halaman.
Biasanya para anggota ngobrol tentang review, tips, trik, serta aksesori Pebble. Bahkan, gosip seputar Pebble baru, Pebble time!, dan beragam lainnya. “Kita juga aktif di Instagram dengan nama akun Pebblenesia,” kata Rangga.
Di Instagram, jumlah followers-nya hampir mencapai 2.600 orang yang didapat secara organik. Untuk menghidupkan suasana, akun tersebut banyak memberikan update Pebble. Ada juga kuis kecil-kecilan, misalnya berhadiah skin dan strap agar para anggota tidak bosan. Akun Instagram Pebblenesia juga sering me–regram foto Pebble para anggota.
Selain kegiatan online, Pebblenesia juga berencana mengadakan banyak acara offline seperti gathering atau meet-up supaya sesama anggota bisa mengenal secara langsung. Tentunya juga bisa ngobrol seputar Pebble.
Untuk acara offline, Pebblenesia baru saja membuat acara gathering kecil. “Ini pertama kali dan banyak juga yang datang, baik anggota KASKUS maupun yang berasal dari Instagram,” ujar Rangga.
Menurut Rangga, meski menyandang predikat sebagai jam tangan pintar, Pebble ternyata sangat mudah digunakan. Pengguna tidak perlu khawatir kesulitan mengoperasikan karena semuanya sudah dijelaskan dalam aplikasi Pebble ketika jam ini pertama kali dinyalakan. Selain itu, kelebihan lainnya, pengguna dapat membuat Pebble lebih personal lewat aplikasi, skin, strap, atau watchface custom.
Adapun Watchface sudah tersedia banyak di iOS App Store atau Google Play Store dengan beragam pilihan atau aplikasi. “Yang menarik lagi, kebanyakan aplikasinya gratis,” ujar pria 27 tahun ini.
Komunitas Pebblenesia terbuka untuk siapa saja, baik yang punya Pebble atau sekadar tertarik dan ingin tahu. Jika ingin bergabung dengan komunitas ini, cukup dengan mengunjungi thread KASKUS atau follow akun Instagram Pebblenesia.
Foto dan narasi diambil dari The Daily Oktagon.