KOMUNITAS CORAT-CORET; Coretkan Dunia Dengan Karya Seni

Komunitas Corat-Coret merupakan suatu komunitas yang pada awalnya dimulai dari hal iseng kawanan mahasiswa Jurusan Seni dan Desain di Universitas Negeri Malang, yang merupakan juga anggota UKM Sanggar Minat UM dan KOBATA, Ahmad Rendy (Betjaa), Rizky (Chikini Ville), dan Pugud Maraldilla, dengan membuat sebuah buku yang berisi dari kumpulan hasil coretan-coretan gambar yang menceritakan tentang kejenuhan diwaktu kuliah, kegiatan sehari-hari ataupun ekspresi tentang kegelisahan ingin berkarya.

Buku tersebut kemudian diikutkan dalam salah satu pameran yang diadakan Unit Kegiatan Mahasiswa Sanggar Minat Universitas Negeri Malang, yaitu SIMPANG SENI 2010 disepanjang jalan Simpang Ijen. Tanpa disadari buku tersebut banyak yang antusias dan merespon dengan positif, banyak dinikmati tidak hanya dari kalangan pecinta seni, namun juga masyarakat awam sekalipun. Dari sebuah buku tersebut tercetuslah keinginan untuk mengumpulkan orang-orang yang memiliki hobi tentang coret-mencoret, walaupun hanya sekedar hobi mencoret didinding ataupun di meja sekalipun.

Komunitas Corat-Coret memiliki yang memiliki misi ingin corat-coret dan menyoretkan dunia ini ingin mengangkat derajat karya seni coretan yang selama ini hanya dibuang di tempat sampah, dianggap mengganggu, mengotori, bahkan sering disebut kriminal atau berandalan. Di tangan Komunitas Corat-Coret, sebuah coretan bisa diapresiasikan kedalam bentuk yang kritis,dinamis, sosialis dan tentunya kesan estetika* tidak akan dikesampingkan (*Estetika setiap orang pastilah sangat berbeda).

Dengan mengusung visi bahwa sebuah maha karya seni rupa sekalipun berawal dari sebuah coretan, dengan menghargai sebuah coretan yang terkadang dianggap sebagai hal yang sepele dan biasanya dituangkan dalam kertas kemudian dibuang oleh sebagian orang, namun Komunitas Corat-Coret ingin bisa mengaplikasikannya ke bentuk dan media yang lebih bisa dimanfaatkan dan dinikmati.

Rupanya, banyak anak muda Malang yang juga satu visi dengan Komunitas Corat-Coret. Hal ini terbukti dengan jumlah anggota yang terus bertambah dan tidak terikat dari kalangan tertentu. Tentu saja hal ini bisa menambah pengalaman anggota untuk bertukar pengalaman, wawasan, dan pengetahuan. Untuk semakin memperkuat eksistensinya, anggota Komunitas Corat-Coret sering mengikuti pameran baik di Malang maupun di luar kota. Dengan asumsi bahwa sebuah karya seni disini tidak hanya dimiliki oleh kalangan tertentu, namun secara bebas dan tidak terikat, serta dengan menonjolkan karakter pribadi masing-masing seniman.

Sumber: Halo Malang

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *