Komunitas Sego Bungkus Malang; Dari Kebiasaan Pribadi Menjadi Berkah Bagi Yang Membutuhkan

Komunitas Sego Bungkus berawal dari kebiasaan pribadi sang ketua komunitas Dyah Ayu Satiarini yang mempunyai warung makan. Pada saat warung sudah tutup masih ada sisa dagangan yang akhirnya di bungkus dan dibagi-bagikan kepada tukang becak sekitar warungnya. Yang akhirnya kegiatan tersebut dilanjutkan dengan beberapa teman-temannya untuk berbagi sego bungkus pada malam hari. Pembagian sego bungkus dipilih  pada malam hari karena pada malam hari terlihat mana orang-orang yang benar-benar membutuhkan dan yang masih mencari nafkah di malam hari. Dari situlah akhirnya muncul ide untuk membangun sebuah komunitas yang diberi nama bahasa Jawa yaitu sego bungkus (nasi bungkus).

“Kenapa harus nasi? Agar bisa langsung di makan. Kalau berupa uang belum tentu nanti di belikan nasi, sembako juga belum tentu mereka bisa masak karena di jalanan, selimut kita berikan hanya sekali saja, alat tulis juga mereka tidak begitu butuh, akhirnya diputuskan nasi. Sesuatu yang simple yang berasal dari kebiasaan pribadi bisa menjadi berkah buat yang membutuhkan” jelas Dyah.

Komunitas ini terbentuk pada Juli 2012, tapi kebiasaan untuk berbagi sego bungkus sudah Dyah dan teman-teman lakukan hampir 2 tahun. Selain berbagi sego di jalanan, komunitas ini juga berbagi nasi untuk panti asuhan yang tidak hanya terletak di Kota Malang saja tetapi juga di Kabupaten Malang. Aktifitas Komunitas Sego Bungkus dimulai setiap hari Kamis sore yang dimulai dengan berbagi nasi ke panti-panti asuhan. Kegiatan kemudian dilanjutkan pada Kamis malam dengan berbagi sego bungkus untuk para kaum dhuafa dan mereka yang masih mencari rejeki pada dini hari seperti penarik becak. Kegiatan berbagi sengaja dipilih hari Kamis karena beberapa panti asuhan ada yang rutin melakukan puasa di hari Kamis. Dan menurut agama Islam, memberi buka bagi orang yang berpuasa dapat membawa berkah.

Selain kegiatan rutin mingguan tersebut, Komunitas Sego Bungkus pada tahun baru kemarin mengadakan pentas seni kecil-kecilan di Wonogiri yang dibuat masyarakat sekitar dengan hiburan alat musik elekton, dan dilanjutkan berbagi sego bungkus pada para pemulung dan pembersih jalan yang mulai bekerja untuk membersihkan sisa-sisa malam pergantian tahun. Juga acara akbar pada 28 April 2013 yang sekaligus merayakan HUT Kota Malang yaitu Malang Berbagi Bersama 1914 Anak Yatim & Dhuafa.

Komunitas Sego Bungkus juga merangkul Eva Gonzales (istri dari Pemain Bola Arema Christian Gonzales) dan putrinya, yang beberapa waktu lalu ikut berbagi sego bungkus.

“Alhamdulillah bisa merasakan pertama kali terjun langsung di lapangan membagikan nasi dengan Sego Bungkus, Insyaalloh bisa bergabung lagi secepatnya, dan kesan-kesannya saya terharu karena ada anak kecil dan mudahan-mudahan pemerintah Malang terketuk hatinya untuk membuat komunitas ini lebih besar,” kesan Eva Gonzales setelah berbagi bersama Komunitas Sego Bungkus.

Sumber; Halo Malang

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *