Langkah Dirut Angkasa Pura II Budi Karya yang menjadikan Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) terminal 3 berkonsep kearifan lokal mendapat apresiasi dari Komunitas Reog Ponorogo (KRP).
Sekretaris Komunitas Reyog Ponorogo (KRP) Syaiful Jihad mengatakan, sebagai seniman pihaknya bangga dengan terobosan dengan menjadikan terminal 3 bernuansa patung dan lukisan karya anak negeri.
Ia juga berharap pihak Angkasa Pura II juga memperhatikan kearifan lokal yang mempertunjukkan kekayaan seni budaya Indonesia. Sebagai contoh ornamen atau properti kesenian Reog Ponorogo tidak kalah menariknya dipajang sebagai hiasan. Atau ornamen seni budaya tradisional lainnya.”Kami yakin yang datang di Terminal III akan berebut untuk mendokumentasikannya melalui foto dan berselfie. Dan itu menjadi bagian dari mempromosikan warisan budaya Indonesia,” kata Syaiful.
Untuk mempercantik Bandara Soekarno Hatta, khususnya Terminal III dibuat sebuah lukisan dan patung besar. Untuk lukisan ada sekitar 20 lukisan ukuran besar yang akan dipajang di ruang terminal III. Sementara patungnya adalah sebuah patung garuda berukuran 18 meter.
Salah satu pelukis ternama, Sardono W. Kusumo mengatakan dirinya diminta untuk membuat lukisan. Salah satu tema yang diangkat adalah sebuah dimensi ruang, dimana disitu ada kecepatan dan ketinggian. “Lukisan yang saya buat panjangnya 10 sampai 20 meter dan cocok untuk bandara, saya membuat tentang ruang, dimana ada kecepatan, dan ketinggian,” ujar Sardono.
Sumber: BeritaSatu.com