Komunitas Urban Farming Medan Johor Selenggarakan Program “Ayo Ke Ladang”

Mengenalkan anak-anak pentingnya manfaat sayur dan buah perlu ide ekstra. Ide baru ini dikenalkan oleh Komunitas Urban Farming Medan Johor kepada sejumlah anak melalui program “Ayo ke Ladang” belum lama ini.

Di sana, anak-anak diajak untuk mengenal berbagai jenis tanaman sayuran dan buah-buahan melalui program terse­but. Supaya anak-anak mengenal kembali tanaman dan menyukai alam.

Ketua Komunitas Urban Farming, Juliana Astuti menuturkan selama ini masyarakat, khususnya di perkotaan tidak mengetahui sumber pangan yang dikon­sumsinya, terutama sayuran. Sehingga kurang berminat untuk mengonsumsi sayuran. “Namun ketika mengetahui bagaimana tanaman tersebut, mereka jadi mencintai lagi dan lebih suka meng­komsumsinya,” ujar perempuan yang akrab disapa Yuli ini.

Sejak tahun 2008, bersama komunitas yang kini beranggotakan sekitar 50an orang ini, Yuli fokus terhadap pengenalan ladang kepada anak-anak. Selain itu, juga agar generasi muda mengetahui jenis dan varietasnya.

“Kita berharap dengan kenalnya anak-anak dengan ladang, bisa juga mengetahui berbagai tanaman. Sehingga bisa memper­tahankan tradisi. Jangan sampai Indonesia yang merupakan negara agraris, hanya menjadi dongeng nantinya. Diharap setelah datang ke ladang yang diciptakan komunitas ini, di tengah kota, anak-anak bisa belajar berkebun, dengan menanam dan memetik.

Sehingga, konsumsi pola pangannya kembali bisa mencintai dan menghargai sayuran.

“Pernah, ada orangtua yang bertanya, bagaimana mengajak anak-anak mau makan sayur?. Saya sarankan mengajak anak-anak mengenal proses tanam, hasilnya cukup baik,” ucap dia.

Dari program Ayo ke Ladang ini, pertanian milik komunitas dikunjungi sekitar 5 sekolah setiap bulannya. Sejak tahun 2008, jenis tanaman dan produksi pun bertambah. Selain melihat dan memanen tanaman, anak-anak juga bisa sekaligus memproduksinya. Seperti mengolah buah markisa menjadi sirup, membuat produktelur menjadi telur asin, dan lainnya.

“Untuk mengikuti ‘Program Ayo ke Ladang’ ini, normalnya setiap anak dikenakan biaya Rp 35 ribu, sudah termasuk membawa oleh-oleh sayuran dan buah-buahan pulang,” urai Yuli.

Namun pada dasarnya, komunitas ini dibentuknya untuk berkegiatan sosial langsung ke masyarakat.

Komunitas menghadirkan pertanian di Kota Medan merupakan suatu bentuk kegiatan sosial ke masyarakat. Tujuannya untuk mempertahankan ekologi, mening­katkan ekonomi, memberikan edukasi dan menghasilkan jiwa enterpreneur (kewi­rausahaan).

“Jadi ketika sudah teredukasi, bjasanya akan berpikir untuk membuat sesuatu yang bernilai ekonomi dengan menjadi enter­preneur, sambil mempertahankan ekologi lingkungan,” jelasnya.

Di saat kegiatan berlangsung, sejumlah orangtua mengaku senang dengan kegiatan itu. Orangtua siswa SD Al Hijrah, Yessi, 36, menuturkan sangat senang dengan kegiatan kunjungan ini. Anaknya menjadi suka makan bayam dan mengenal jenis-jenis sayuran.

“Sangat bagus mengajak akan ke ladang. Bisa bermain sambil berladang,” jelasnya.

Sumber: Harian Analisa

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *