Halaman Rumah nomor 37 di Jalan Cendara dipadati orang yang berkaos warna biru. Area potoboth terletak di halaman depan. Jika masuk ke dalam berdiri pentas yang di atasnya beberapa orang sedang memainkan alat musik tradisional.
Di belakang pentas adanya gedung. Di dalamnya beberapa polisi sedang berbaring sembari mendonorkan darahnya. Di ruangan lain, terdengar tangisan anak-anak sedang mengikuti khitanan massal. Berbagai makanan tradisional pun tersedia. Seperti karedok, kolok jagong, ayam serundeng, sambal lencak, lepet pisang dan gorengan.
“Ini kegiatan sosial kami dalam rangka satu tahun Viking Khatulistiwa,” kata Ketua Panitia Kegiatan Satu Tahun Viking Khatulistiwa Dadan Hamka, Sabtu siang.
Viking Khatulistwa adalah komunias yang berisikan pecinta klub Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung atau akrab dikenal persib. Komunitas sudah berjalan selama tiga tahun. Hanya saja baru diresmikan setahun terakhir. Tepatnya 15 April 2016.
Dadan menyebutkan jumlah anggota dalam komunitas ini bertumbuh dengan pesat. Sekarang terdata anggota komunitas sudah 300 orang. Padahal dulunya hanya belasan orang saja. Dadan pun berharap jumlah semakin banyak hingga ribuan anggota komunitas.
Namun, semakin ramainya anggota komunitas ini, semakin mengukuhkan Persib sebagai klub sepakbola yang memiliki suporter terbanyak ketiga dunia. Jumlah suporter ini di bawah dua klub elite Eropa Real Madrid dan Machester United.
“Itu baru yang terdata. Di luar itu bisa lebih banyak lagi,” kata dia.
Selama berdiri pun, lanjut Dadan, berbagai kegiatan sosial sudah dilakukan. seperti bakti sosial di tempat ibadah, takjil on the road dan kegiatan sosial rutin lainnya. Dadan menilai kehadiran viking khatulistiwa ini menjadi ajang komunikasi bagi pencinta klub yang merantau di Kalimantan Barat.
Di ambilnya nama Khatulistiwa karena mengingatkan ini menjadi ikon provinsi ini. Sedangkan kata viking disematkan sebagai gambaran prajurit yang loyal. Loyalitas itu yang menggambarkan semangat suporter Persib ini. “Sebagai perantau yang mendapat rezeki di sini, maka kami kembalikan ke pribumi yakni untuk masyarakat di sini. Tak menutup kemungkinan bisa ada kegiatan yang lebih besar karena kami ingin berbagi ke masyarakat. Akan tetapi, kami bisa berdiri hingga sekarang tidak lepas peranan dari penanggungjawab kami, H. Hendri Rivai SE, MH,” ungkap dia.
Akan tetapi, Dana megingatkan jika anggota komunitas ini tidak hanya masyarakat asal Jawa Barat saja, tetapi mereka yang mencintai Persib. Termasuk masyarakat Kota Pontianak dan kabupaten di Kalbar. “Untuk agenda rutin masih bersifat dadakan. Tetapi menjadi agenda penting ialah menonton pertandingan persib. Termasuk di sekretariat kami di Jalan Cendana Nomo 37,” pungkasnya.
Sumber: Pontianak Post