Saat Ramadhan tiba, tidak bisa dipungkiri bahwa di bulan puasa banyak para Ibu yang curhat tentang emosi marah yang makin menjadi, padahal di bulan ini justru saatnya mengendalikan emosi. “Ya gimana, maklum lagi lapar dan haus, jadi sensi deh, ditambah anak pada ngambek dan tantrum, jadi emosi deh.”
Berikut 6 tips untuk Ibu mengendalikan marah pada Anak saat berpuasa yang ditulis oleh Komunitas Menulis Online Indonesia:
– Balita. Makhluk Allah yang menggemaskan ini belum bisa maksimal membedakan mana yang baik dan buruk. Maka Ibu harus menghindari penyebab marah balita. Misal : Balita marah jika tidak ditemani bermain, maka Ibu setelah sahur dan shalat shubuh utamakan selesaikan pekerjaan rumah yang tidak bisa disambi bermain bersama si kecil. Untuk pekerjaan rumah yang bisa disambi bermain bersama si kecil, boleh dikerjakan dengan tetap meminta izin dan memberi pengertian kepadanya. “Adek, Ibu putar mesin cuci sebentar ya.. Adek tunggu ya sambil nyanyi huruf Alif sampai Ya, nanti kita main lagi.” Atau jika memungkinkan ajak si kecil ikut serta, “Adek, Ibu mau keluarin baju dari mesin cuci, adek mau bantu?” tolong simpan di ember, nanti kita dorong embernya sama-sama ke tempat jemuran ya.. 1, 2, 3, go!” Insya Allah si kecil sangat suka bermain menaruh benda dan mendorong sesuatu. Bagaimana jika penyebabnya karena menginginkan sesuatu yang tidak boleh? Jauhkan benda-benda berbahaya dan tidak boleh dimainkan dari jangkauannya, karena bukan kesalahan balita memegang pisau, bukan kesalahannya menumpahkan isi botol kecap ke lantai, tapi Ibu yang salah karena menaruh di tempat yang terjangkau olehnya. Jika sudah terlanjur, minta baik-baik, beri alasan, kemudian alihkan dengan hal yang lebih menyenangkan. “Adek, Ibu pinjam pisau nya ya.. tajam.. Kita buat kereta dari balok aja yuk.” Bagaimana jika terlanjur menangis dan marah? redakan dengan melihat sesuatu diatas dan ajak bicara suatu hal yang disukainya, alihkan dengan berbagai pertanyaan.
– Anak usia anak 5 tahun ke atas sudah mulai bisa diajak membuat kesepakatan. Buat daftar kesepakatan peraturan bermain, hal yang boleh dan tidak boleh beserta alasannya. Buat tanda ceklis untuk kesepakatan yang berhasil dilaksanakan lalu beri hadiah. Anak usia 5 tahun ke atas sudah bisa diikutsertakan belajar melaksanakan ibadah Ramadhan, sibukkan anak dengan kegiatan ramadhan agar emosi anak stabil, membuat poster sambut ramadhan, membuat rencana kegiatan ibadah ramadhan sesuai usianya, termasuk membuat kesepakatan untuk lebih menjaga adab selama ramadhan. Misal ‘Mematuhi Ibu dan Ayah,’ ‘Mengendalikan marah.’ Jika memungkinkan sibuk anak dengan aktivitas positif seperti pesantren kilat, camp ramadhan dengan program menghafal Qur’an, dll. Bagaimana jika anak tidak mematuhi kesepakatan, menangis dan marah? Sama dengan perlakuan kepada balita, hanya saja untuk usia anak, bisa memberi alasan lebih jelas. “Kakak, jangan main pisau ya, tajam.. kalo kena tangan kakak bisa berdarah sakit loh.” Ingatkan juga kesepakatan untuk mematuhi Ibu Ayah.
Tentunya, ke- 6 tips di atas lakukanlah dengan niat ibadah, agar usaha kita belajar mengendalikan marah bernilai pahala di sisi Allah.
Sumber: Komunitas Menulis Online
FOTO DOK. Akun Instagram sabbry_