TANPA harus menjadi seorang pilot, seseorang bisa menerbangkan pesawat. Jawabannya adalah dengan aeromodelling. Namun, bukan pesawat semacam boeing atau airbus yang dikemudikan. Melainkan pesawat mini yang dikemudikan dengan remote control.
Di Indonesia, peminat aeromodelling pun sudah sangat banyak. Terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung hingga di Kalimantan Timur seperti Balikpapan dan Samarinda.
Tidak mau ketinggalan, peminat aeromodelling di Berau ini pun juga mulai menjamur. Bahkan, mereka mendirikan sebuah komunitas yang diberi nama Aero Berau Club (ABC).
Diprakarsai oleh Agus Ridwan 2012 silam, ABC kini sudah memiliki anggota mencapai 20 orang. Peminat salah satu cabang olahraga yang sudah dimainkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) ini mulai dari kalangan pengusaha, pegawai swasta hingga pegawai negeri.
Agus mengatakan awalnya ia bermain aeromodelling karena diajak seorang yang bekerja di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Berau. Saat itu, area Bandara Kalimarau dipilih sebagai tempat latihan.
“Awalnya saya belajar pakai pesawat wing dragon, yang memang khusus untuk latihan bagi pemula. Satu bulan baru bisa menerbangkan pesawat saja, belum bisa bermanuver,” ungkapnya.
Pria paruh baya ini mengaku selama menggeluti hobi aeromodelling, sudah membeli 40 buah pesawat. Namun, kini hanya tersisa 10 saja yang masih bisa diterbangkan.
“Aeromodelling ini bukan permainan biasa, butuh skill untuk bisa menerbangkan. Kelihatannya memang gampang, tapi kalau yang masih awam, saya jamin pasti pesawatnya jatuh,” tuturnya.
Untuk mendapat satu buah pesawat aeromodelling bisa dengan membeli atau membuatnya sendiri. Yang terpenting adalah memiliki remote control. Pasalnya, harga satu unit remote control paling murah Rp 5 juta hingga yang paling mahal Rp 30 juta untuk satu unit remote control.
Bahan dasar dari pesawat aeromodelling ujar Agus terbuat dari stereofoam
Agus mengungkapkan rata-rata pesawat aeromodelling terbuat dari styrofoam. Ada juga yang terbuat dari fiber. Bahkan, bahan bakar seperti kendaraan umum semacam pertamax. Atau bisa digantikan dengan etanol.
“Kalau buat sendiri itu lebih berkesan daripada beli jadi. Karena satu unit remote control, bisa digunakan untuk 20 pesawat. Jadi cukup punya satu remote control saja, pesawatnya banyak tidak masalah,” jelasnya.
Pemilihan Bandara Kalimarau dahulu sebagai tempat berlatih karena belum ada pesawat besar yang mendarat atau terbang di atasnya. Saat ini latihan aeromodelling tidak diperbolehkan lagi karena dapat mengganggu frekuensi sinyal penerbangan.
“Demi menghindari kecelakaan, kami beralih di dekat Lapangan Golf Jalan Kalimarau. Mungkin jika ada yang ingin melihat-lihat atau bahkan ingin bergabung, bisa datang setiap sore saat akhir pekan,” tutup Agus.
Sumber: Prokal