Eulis Utami: Kelola Sampah Demi Pendidikan Anak-anak Kampung Ceger

Semua pasti sepakat bila setiap anak di Indonesia memiliki hak untuk mendapat pendidikan yang layak, tak terkecuali anak-anak dari keluarga prasejahtera. Meski demikian, tak semua orang berani berjuang demi memfasilitasi pendidikan bagi mereka.

Adalah Eulis Utami, salah satu dari segelintir orang yang berani mengambil langkah konkret untuk membantu anak-anak prasejahtera untuk tetap mengenyam pendidikan. Ia mewujudkan dedikasinya melalui sebuah komunitas bernama Waste Bank for Education Project atau dikenal dengan sebutan WABE Project.

Berdiri satu tahun lalu, komunitas ini berfokus pada pengelolaan sampah untuk memfasilitasi pendidikan anak-anak di kawasan Kampung Ceger, Bogor, Jawa Barat. Program utama yang dimiliki komunitas ini adalah bank sampah dan pengelolaan sampah menjadi produk bernilai ekonomi dan pemberdayaan ibu-ibu warga kampung. Tak berhenti sampai di situ, komunitas yang beranggotakan 30 orang ini ini juga rajin berikan pelatihan kepada ibu-ibu mengenai cara membuat produk bernilai jual tinggi melalui daur ulang sampah serta edukasi kepada masyarakat sekitar untuk memerangi angka putus sekolah dan penikahan dini.

Keinginan Membentuk Komunitas
Keinginan Tami –begitu ia biasa disapa- membentuk komunitas ini berasal dari ide cemerlang milik Dokter Gamal Albinsaid, seorang dokter yang mencetuskan klinik asuransi premi sampah di kota Malang. Kala itu, alumnus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat ini juga bergabung sebagai tenaga pengajar di komunitas Sekolah Bersama Yuk dan sangat peka terhadap isu pendidikan.

“Sejak itu, yang terbersit di benak saya adalah bahwa kegiatan mengajar yang saya lakukan selama ini belum cukup untuk membantu anak-anak prasejahtera untuk mendapat pendidikan yang layak serta memotivasi mereka untuk terus bersekolah. Hingga akhirnya tercetuslah ide yang hampir serupa, namun difokuskan untuk bidang pendidikan,” jelas Tami.

Dorongan membentuk komunitas ini juga semakin kuat ketika ia mengetahui bahwa ada anak Kampung Ceger yang putus sekolah karena tak mampu membayar biaya buku.

“Bahkan yang lebih memperihatinkan lagi, penduduk kampung ini memiliki tingkat pendidikan yang rendah serta angka buta huruf dan pernikahan di usia muda yang tinggi. Sebagian besar penduduknya juga bermata pencaharian sebagai asisten rumah tangga,” ungkapnya.

Tantangan SDM dan Dana
Sementara tantangan membentuk komunitas ia akui terletak pada SDM yang masih belum bisa berkomitmen untuk terus aktif melakukan kegiatan pengolahan sampah dan pemberdayaan ibu-ibu. Kemudian, tantangan selajutnya berasal dari keterbatasan dana.

“Karena tak ada yang secara rutin mendanai, kegiatan produksi produk daur ulang sampah di Kampung Ceger jadi tersengal-sengal dan lambat perkembangannya. Karena keterbatasan dana pula kami belum sanggup memenuhi permintaan produk yang cukup tinggi dari masyarakat luas,” jelas wanita kelahiran Tasikmalaya ini.

Dampak Kepada Diri dan Lingkungan
Sejauh melakukan kegiatan bersama komunitas ini, Tami mengaku bahwa dirinya banyak belajar mengenai lingkungan hidup. Sambil tertawa ia menceritakan pengalamannya.

“Pernah loh, saya ditegur teman-teman di WABE Project karena lupa membuang sampah pada tempatnya, habis itu kapok deh, nggak mau lagi buang sampah sembarangan lagi! He..he..he. Selain itu saya juga membiasakan diri untuk membawa botol minum saat bepergian untuk mengurangi produksi sampah plastik.”

Meski berbagai rencana kegiatan masih terbentur pada keterbatasan SDM dan dana, namun diakui olehnya bahwa sedikitnya mulai terasa dampak dari aksi-aksi yang dilakukan WABE Project selama ini.

“Setelah kami melakukan sosialisasi dan pelatihan, ada sedikit perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat Kampung Ceger tentang pentingnya pendidikan. Mereka mulai paham bahwa pendidikan merupakan ‘senjata’ yang ampuh untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperbaiki masa depan mereka. Itu sudah cukup membuat saya lega & bahagia,” tutupnya diiringi senyum simpul.

PENULIS: THEODORA STEFANI

FOTO: DEATRY RAHMAWATI

Leave your comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *