Gowes Di Tanjakan? Siapa Takut!

Ketika komunitas Gowes WSKT melahap rute tanjakan menuju Goa Kiskendo, hanya beberapa pesepeda yang berhasil mencapai lokasi dengan senyum di bibirnya. Sementara itu pesepeda pemula yang mencoba melewati rute itu terpaksa sudah menyerah pada awal tanjakan, jauh dari posisi tanjakan maut Bibis. Beberapa pesepeda yang merasa gagal melahap rute, masih penasaran dengan rute yang sangat menantang tapi belum berhasil tuntas menanjak. Tips menaklukan tanjakan dari beberapa goweser yang sukses menanjak jadi laris dibahas.

Sayangnya tips tanjakan yang diberikan oleh yang lulus nanjak lebih banyak guyonnya daripada serius.

“Jangan terlalu sering gunakan rem!”

Tips ini jelas sekali guyonnya, bagaimana mungkin menanjak mempergunakan rem untuk membantu menguatkan kemampuan menanjak. Untuk menanjak yang diperlukan adalah kekuatan untuk mengayuh sepeda dengan penuh tenaga, jadi yang perlu dilakukan adalah melatih otot agar kuat mengayuh sepeda dalam kondisi jalan menanjak.

“Untuk melahap rute yang menanjak, kita tidak perlu menggenjot dengan kecepatan penuh dari awal tanjakan sampai ujung tanjakan. Power kita akan habis di tengah tanjakan!”

Tergantung panjang tanjakan yang akan dilalui, bila tanjakan pendek, bisa dilahap dengan full strength dan kemudian mengurangi kecepatan setelah sampai di ujung tanjakan. Untuk tanjakan panjang, tenaga yang kita pakai perlu diatur dengan benar, jangan sampai sebelum sampai akhir tanjakan sudah menyerah.

Mulailah dengan tenaga seperlunya, dan mulai ganti gigi roda belakang dengan yang ringan bila kayuhan terasa “hampir” berat, begitu dilakukan sampai akhir tanjakan. Yang jadi masalah adalah tetap tidak lulus tanjakan meskipun sudah memakai teori yang benar. Sebelum sampai ujung tanjakan, posisi gir belakang sudah “mentok paling ringan”, sementara nafas sudah bekejaran.

Memang bagi pesepeda yang terbiasa dengan jalan tanjakan, melihat jalan tanjakan di “Fly Over” seperti melihat kue terlezat, pasti langsung sepeda dikayuh untuk melahapnya. Artinya kebiasaan menanjak membuat semangat terbangkit bila melihat menu tanjakan. Beberapa teman sering menyuruhku survey mencari rute yang jauh, datar tapi dengan selingan tanjakan “neraka”. Pasti permintaan itu didasari lezatnya pesepeda setiap melahap sebuah tanjakan.

Bagaimana caranya dapat melahap tanjakan dengan berbagai macam tips yang disampaikan pada kita ?

Sebenarnya dari berbagai macam tips yang diberikan seputar tanjakan, maka semuanya akan kembali pada kemampuan kita mengayuh sepeda dengan kekuatan penuh selama beberapa menit, tanpa henti. Mengayuh sepeda di tanjakan kalau berhenti akan berbeda kalau tetap mengayuh meskipun dengan kecepatan yang pelan.

Dalam kegiatan bersepeda rutin, usahakan ada beberapa model latihan yang akan meningkatkan kemampuan dalam menempuh rute tanjakan, meskipun jalan yang ditempuh tidak ada tanjakan. Misalnya posisi gir paling berat dilakukan selama 10-20 menit tanpa henti, dimulai sesuai kemampuan kita dan terus ditingkatkan sedikit demi sedikit sampai minimal tercapai 10-20 menit.

Yang perlu dilakukan adalah mengetahui kondisi tubuh sebelum mengayuh sepeda, jangan memaksakan diri secara ekstrem terhadap kemampuan kayuhan kita. Akupun jadi punya tips untuk pesepeda sepertiku, bukan tips atlit sepeda, untuk melahap tanjakan :

  1. Mulai dengan kayuhan bertenaga dengan power secukupnya.
  2. Ganti gigi dengan yang lebih enteng bila mulai terasa RPM menurun
  3. Berhenti bila Heart Rate sudah maksimal
  4. Rajin latihan rutin, menguatkan strength

Tips yang lebih benar mungkin ada di internet, tapi untuk pesepeda dengan usia 57 tahun sepertiku, kayaknya tips ini sudah cukup memadai.

Sumber: eeshape

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *