Puji Prabowo: Bangun Kejar Aurora Setelah “Tertampar” Ucapan Khatib

Perkataan seorang Khatib pada sebuah kesempatan rupanya memberi kesan mendalam padanya. Ia ingat betul setiap perkataan sang penceramah kala itu. Katanya, jika seseorang meninggal, ia tidak akan membawa fisik, tapi membawa apa yang pernah ia perbuat di dunia ini.

Seketika ia merasa “tertampar”, satu hal terbersit di benaknya saat itu adalah, “Kalau Uji meninggal, nanti bawa apa ya, ke sana? Apa yang bisa Uji buat di sini sebagai bekal menuju ke sana?”

Sejak itu, ia mulai berpikir keras tentang hal apa yang bisa diberikan bagi orang lain. Hal kecil yang perlahan dapat membawa perubahan besar. Berbekal pengalaman di bidang organisasi dan dunia kreatif, Puji membulatkan tekad untuk mendirikan sebuah wadah belajar bagi anak-anak prasejahtera, mengusung nama Kelompok Belajar Aurora atau Kejar Aurora.

“Nama komunitas ini terinspirasi dari Aurora Borealis, sebuah fenomena alam berupa pendaran cahaya berwarna biru keunguan yang menyala pada lapisan ionosfer bumi,” jelas pria kelahiran Bandung ini.

Tentang KejarAURORA

Berdiri sejak tahun 2012, komunitas ini fokus mengasah soft skill atau kecerdasan emosional -termasuk di dalamnya pendidikan karakter- anak-anak prasejahtera di Desa Cihanjuang, Cimahi, Jawa Barat, berdasar pada kurikulum imajinasi yang mereka kembangkan.

Materi yang diberikan berupa pengasahan kreativitas, pemecahan masalah, kemampuan komunikasi, kepemimpinan, kerja sama tim, dan mengasah empati. Kegiatannya pun beragam, mulai dari outbond untuk melatih ketangkasan, membuat kerajinan tangan untuk asah imajinasi, membaca dan presentasi, hingga olahraga bersama.

“Selama ini biaya operasional Kejar Aurora berasal dari penggalangan dana melalui penjualan makanan ringan, buku, stiker, kaos, bantal, dan tas yang seluruhnya kami produksi sendiri. Hasil penjualan biasanya dipergunakan untuk pembelian alat tulis dan perlengkapan belajar lainnya.

 Tantangan Konsistensi dan Komitmen

Pria yang juga aktif mengajar kelas kewirausahaan ini mengaku, ada tantangan yang kerap ia hadapi dalam membangun dan menjalankan komunitasnya ini, hal itu terletak pada SDM komunitasnya.

“Konsistensi dan komitmen para pengajar harus terus dijaga. Salah satu caranya adalah dengan mengingatkan agar mereka fokus kepada peserta didik, agar tujuan dari proses belajar mengajarnya tercapai. Hingga pada akhirnya komunitas ini bisa terus bertahan dan menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bermanfaat,” ujarnya.

Tak hanya itu, ternyata tantangan juga datang dari peserta didik. Puji menambahkan, “Semangat dan kepercayaan anak-anak didik harus terus dijaga, kalau tidak mereka mungkin saja akan malas untuk ikut kegiatan belajar bersama kami.”

 Lebih Bersyukur

Tercatat hingga kini telah ada 300 anak yang ikut kegiatan Kejar Aurora. Menurut Puji ada beberapa perubahan yang terlihat pada diri anak-anak didiknya seiring berjalannya waktu. Hal itu ia ketahui lewat observasi rutin yang dilakukan oleh para pengajar bersama dengan orang tua peserta didik.

“Hal inilah yang menjadi tolok ukur, apakah kegiatan Kejar Aurora memberi manfaat kepada anak-anak tersebut atau tidak. Karena kami percaya bahwa orang tua lah yang paling tahu perkembangan buah hatinya,” ungkapnya.

Puji pun cukup bangga mengatakan bahwa para orang tua peserta didik memberikan respon positif kepada kegiatan belajar yang digagas Kejar Aurora yang ia bangun.

“Orang tua mereka menyampaikan bahwa anak-anaknya sekarang tak lagi malu-malu. Mereka mulai membuka diri, ekspresif, dan lebih percaya diri,” tukasnya.

Tak hanya dialami oleh anak-anak didiknya, Puji pun merasakan perubahan pada dirinya. Pria yang kerap bicara dengan logat Sunda ini mengaku bahwa dalam menjalani hidup ia kini merasa lebih bersyukur. Meski keinginannya dalam berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain sudah terwujud, ternyata Puji masih punya mimpi mendirikan sekolah berbayar.

“Sekolah umum tersebut nantinya akan menjadi sumber dana untuk memfasilitasi pendidikan anak-anak prasejahtera,” ungkapnya penuh harap.

 

Penulis: Theodora Stefani

Foto: Dokumentasi Puji Prabowo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *