Gubuk Baca Lentera Negeri; Bangkitkan Minat Baca di Dusun Gunung Kunci, Jabung

Komunitas ini terbentuk atas dasar minimnya pendidikan di desanya, tepatnya di Dusun Gunung Kunci, Jabung. Lokasi ini  notabene jauh dari hiruk pikuk kota. Ada banyak generasi yang belum memiliki kecakapan membaca. Bahkan anak kelas V SD di desa ini belum bisa baca tulis dengan benar. Total ada 50 anak yang jadi binaan dalam komunitas ini.

Selain keterbatasan sarana prasarana dan sumber daya manusia (SDM) di Gunung Kunci, Jabung, para orang tua juga belum sepenuhnya memiliki kesadaran pendidikan terhadap anak-anak mereka. Di dusun ini hanya ada satu sekolah, yakni MI Al Marhamah.

Siswa di sekolah ini banyak yang memiliki perilaku kurang baik atau dapat dikatakan nakal. Jika tidak dinaikkan kelas, orang tua mengancam akan memberhentikan anaknya. Karena itu, guru terpaksa menaikkan siswa meskipun sebenarnya belum dianggap mampu.

Selain minimnya minat baca, kendala lain adalah kelas untuk belajar atau harus bergantian. Hal itu sudah berjalan cukup lama dan tentunya ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi anak-anak muda yang peduli dengan pendidikan anak-anak di dusun tersebut.

Sosok Fachrul Alamsyah, salah satunya. Dia adalah guru kelas V di MI tersebut. Irul sapaan akrabnya, beserta salah satu tokoh di Yayasan MI mendirikan gubuk yang terbuat dari kayu sebagai kelas.

Awalnya fungsi gubuk itu sebagai surau untuk mengaji anak-anak di sore hari. Pada pagi hingga siang gubuk ini tidak terpakai. Akhirnya dimanfaatkan sebagai ruang kelas. Kemudian pada siang hingga sore hari digunakan sebagai tempat aktivitas membaca. ”Usai pulang sekolah, anak-anak kembali ke gubuk,” ujar Irul.

Aktivitas yang dilakukan Irul lantas terdengar oleh sejumlah rekan-rekannya. Dan pada bulan September tahun lalu, mulai banyak relawan yang mengajar, terutama dari komunitas pencinta alam Tumpang yang berjumlah sekitar 10 orang. Mereka kemudian memberi nama Gubuk Baca Lentera Negeri. Tugas mereka adalah mendorong anak-anak dusun tersebut untuk gemar membaca. ”Yang terpenting adalah membudidayakan membaca dulu ke anak-anak,” sambungnya.

Untuk membuat anak-anak tersebut menyukai kegiatan membaca, tidaklah gampang. Awalnya mereka harus diberikan pancingan berupa permainan-permainan menyenangkan seperti outbound dan game-game menarik lainnya.

Komunitas ini perlahan mulai dikenal. Banyak donatur yang melirik aktivitas tersebut melalui informasi di media sosial terutama Facebook dengan akun Gubuk Baca Lentera Negeri. Harapan terhadap donatur tidak lain adalah sumbangan buku.

Namun ada juga beberapa mahasiswa dari kampus-kampus di Kota Malang banyak yang tertarik ingin jadi relawan. Seperti UM, UB, dan UMM. Beberapa dari mereka ada yang sekadar tanya-tanya saja, tetapi tidak sedikit pula yang ingin bergabung dan bertahan hingga kini.

Sumber: Radar Malang

 

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *