Hijabers Bekasi; Bukan Sekedar Mengikuti Trend, Tapi Menanamkan Pemahaman Berhijab

Beberapa orang perempuan duduk di salah satu sudut Restoran Roppan, di area Mall Plaza Semanggi, Jakarta Selatan. Mereka nampak berbeda dengan pengunjung lain, terlebih jika memperhatikan busana yang mereka kenakan, anggun dan modis. Para perempuan cantik itu merupakan bagian dari Komunitas Hijabers Bekasi atau yang lebih dikenal sebagai KHB.

Mereka kemudian bicara blak-blakan soal trend hijab yang kini sedang marak di kalangan perempuan muslim Jakarta. Selain itu, mereka juga berkisah mengenai sejarah terbentuknya komunitas yang mayoritas anggotanya adalah para hijaber yang berdomisili di sekitar Bekasi.

“Ide awal pembentukan KHB hanya dari beberapa orang saja, yang merupakan teman satu SMP dulu. Lambat laun, nggak terasa jumlah anggota terus bertambah. Sekarang kami sudah punya ratusan anggota, dan yang paling aktif sekitar 50 orang,” jelas Anugerah Putri, Divisi Humas KHB, di Restoran Roppan, Jakarta Selatan, Jumat (10/08/2012).

Putri menolak, jika berdirinya KHB dikatakan hanya karena mengikuti trend saja, dimana sebelumnya sudah terbentuk komunitas-komunitas hijab yang lain, seperti salah satunya Hijabers Community.

“Kami tidak ada afiliasi dengan komunitas hijabers yang lain. Dan komunitas ini berdiri bukan saja karena kita hanya mengikuti trend saja. Ini lebih karena kesamaan pemahaman para founder KHB mengenai pentingnya pemakaian hijab. Adapun mengenai komunitas hijab yang sudah lebih dulu ada, kita tetap jadikan mereka sebagai inspiasi. Kita ambil hal-hal positif dari mereka. Tapi sekali lagi, KHB terbentuk bukan hanya karena ikut-ikutan saja,” Putri menjelaskan.

Tujuan lain dari berdirinya KHB ini, tambah Putri, juga dilakukan untuk memberikan inspirasi untuk para wanita muslim yang belum memakai jilbab atau busana hijab. “Kita ingin mereka melihat, bahwa muslimah juga bisa tampil fashionable. Dengan berbusana muslim yang baik dan ngetrend, siapa tahu mereka jadi tergerak untuk turut berbusana muslim. Kan banyak juga wanita yang takut nggak cantik jika berjilbab. Jadi ini lebih kepada perbaikan diri kami sendiri, serta untuk menginspirasi teman-teman lain,” ujar Putri.

Menurut Putri, anggota KHB sendiri, terdiri dari beberapa kalangan dan usia. “Kita rata-rata bekerja semua, ada yang karyawan, guru. Tapi ada juga yang masih berstatus mahasiswa. Anggota kita sendiri tidak hanya dari Bekasi saja, namun ada beberapa dari daerah lain seperti Cikarang, Cibitung bahkan dari Depok juga ada,” ungkapnya.

Sebagai Langkah Mendukung Kampanye Berjilbab

Tidak dapat disangkal, banyaknya komunitas hijabers yang bermunculan, memicu para wanita muslim yang sebelumnya belum berjilbab, kemudian berjilbab bahkan berhijab. Apalagi trend dari busana hijab sendiri sudah berkembang luas, dengan berbagai bentuk dan gaya yang cenderung modis dan terkesan ekslusif. Hal ini  juga diakui oleh Rismavita, selaku sekretaris Komunitas Hijabers Bekasi (KHB).

“Seperti kita tahu, saat ini Jakarta sudah dikenal sebagai kota trend untuk busana hijab. Ini karena model dan gaya hijab di sini terus berkembang, bervariasi. Semakin ke sini, semakin banyak pula muslimah yang terpanggil untuk menggunakan jilbab maupun busana hijab. Ini membuktikan bahwa kampanye berjilbab bisa dikatakan cukup berhasil,” ujar dia.

Memang, ada sebagian hijaber ibukota merasa terpanggil untuk berhijab lantaran karena busana hijab itu sendiri, bukan karena panggilan hati nurani berlandaskan aturan agama. Mereka ini umumnya melihat orang-orang berhijab terlihat lebih cantik, anggun dan mempunyai keunikan tersendiri, sehingga mereka ikut terdorong untuk berbusana hijab.

Menanggapi hal ini, Risma mengajak semua pihak untuk lebih memandang dari sisi yang positif. “Apapun pendorong mereka mengenakan busana hijab, kita lihat dari sisi positifnya saja. Setidaknya, ini adalah langkah awal yang baik yang harus kita berikan apresiasi, bahwa mereka sudah mau menutup aurat. Mengenai alasan mereka mengenakan busana hijab, baik itu hanya karena mengikuti trend atau merasa menjadi bagian dari komunitas yang ekslusif, ini kan menyangkut personal masing-masing,” urainya.

Di Komunitas Hijabers Bekasi sendiri, tambah Risma, tidak ada peraturan atau kewajiban bagi para anggota untuk mengenakan busana hijab yang modis.

“Kita tidak mengkhususkan anggota untuk memakai busana hijab yang bagus atau mahal. Karena kita juga masih berpedoman pada esensi hijab itu sendiri. Yang paling penting kan pengenaan busana hijabnya, bukan modis atau tidaknya. Bahkan ada juga teman-teman kami yang tidak berjilbab, namun sering berkumpul dengan kami dan kita tidak memaksa mereka untuk segera berjilbab, kita lakukan secara persuasif saja,” terang dia.

Edukasi Lahir dan Batin

Komunitas Hijabers Bekasi (KHB) resmi berdiri pada 17 desember 2011. Terbentuk sebagai sebuah komunitas percampuran antara keIslaman serta fesyen, kegiatan-kegiatan yang dilakukan KHB tidak tidak terbatas pada kedua hal itu.

ILfa, selaku divisi Talent KHB mengungkapkan bahwa selain secara rutin mengadakan kajian agama, komunitas ini juga mempunyai beberapa kegiatan lain.
“Selain kajian rutin agama dan pengajian, kita juga aktif dalam kegiatan sosial, misalnya dengan mengadakan baksos kepada anak-anak yatim,” jelasnya.

Tak hanya itu, menurut Ilfa, KHB juga secara rutin mengadakan kegiatan bermanfaat lain yang mungkin jarang ada di komunitas-komunitas lain, yakni dengan menggelar Hijab Class, Cooking Class, Make up Class, Financial Planning serta kegiatan lain yang sudah direncanakan yakni Fotografi Class, Parenting Class dan Psykologi Class.

“Tujuan dari kegiatan-kegiatan itu agar anggota KHB menjadi muslimah yang cantik luar dalam. Selain cantik hatinya, cantik penampilannya, juga kita mendorong agar mereka terampil. Jadi kami bersama-sama mengadakan semacam edukasi lahir dan batin. Ini juga sebagai kegiatan belajar bagi kami semua, bahwa esensi hijab bukan melulu soal busana, namun juga upaya mempercantik dalam dan luar,” tandas Ilfa.

Dijelaskan Ilfa, selain mengadakan kegiatan untuk anggota, KHB juga kerap kali mendapat undangan dari berbagai pihak, untuk mengisi acara. “Seringnya kita diminta mengisi acara untuk demo hijab,” tutup dia.

Sumber: Wartakota

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *