Bagi komunitas ini, membuat sketsa lebih dari sekadar hobi. Indonesia’s Sketchers (IS), menciptakan karya yang diharapkan bisa bercerita tentang kondisi alam, bangunan, dan masyarakat sehingga bisa bermanfaat untuk orang banyak. Komunitas ini menganggap sketsa merupakan salah satu bentuk dokumentasi atau jurnal. Karya mereka juga menjadi “jendela” bagi sesamanya dan masyarakat umum untuk melihat hal-hal menarik dari sudut pandang orang lain. Di sini, anggota harus bisa mentransfer kesan yang dialami saat berada di suatu tempat ke dalam sketsa secara apa adanya. Karya tersebut hendaknya memuat nilai kejujuran, spontanitas, bukan imajinasi skechers.
Indonesia’s Sketchers memang merupakan wadah untuk para pembuat sketsa langsung di lokasi. Para anggota biasanya berkumpul di suatu tempat untuk membuat sketsa. Berawal dari pendiri komunitas, Atit Dwi Indarty, yang menyukai dunia ilustrasi dan sketsa dan berkeinginan untuk mengumpulkan para skechers di Indonesia untuk sama-sama belajar. Keinginannya terwujud, setelah pada tahun 2009 berkenalan dengan Dhar Cedhar yang juga merupakan kontributor untuk blog komunitas Urban Sketchers International yang berpusat di Seattle, Amerika Serikat. Ide tersebut disetujui dan disambut baik oleh teman-temannya, mereka kemudian menyelenggarakan pertemuan pertama pada bulan Oktober 2009 di Jakarta.
Sejak saat itu IS terus berkembang dan kini telah membangun sebuah yayasan dengan nama yang sama. Selain itu, komunitas ini memiliki anggota aktif sekitar 200 orang yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Sementara untuk koordinator wilayah terdapat di DKI Jakarta, Bandung, Semarang, DI Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar.
Mereka memiliki misi untuk mengembangkan semangat bertutur tentang kondisi suatu tempat atau kejadian, bahkan negara melalui sketsa langsung di lokasi. Untuk mewujudkannya, komunitas ini memiliki seperangkat aturan, seperti penghapus boleh digunakan saat membuat sketsa, tapi tidak disarankan untuk melatih kepercayaan dan keberanian, serta bisa menjadi catatan anggota untuk dipelajari. Aturan lain, sketsa boleh dilanjutkan di tempat lain bila keadaan tidak memungkinkan. Di bawah sketsa dicantumkan keterangan singkat mengenai kondisi, tempat, waktu, dan teknis sketsa yang dibuat. Selain itu, model yang diatur atau live model tidak sesuai dengan manifesto IS karena sudah ada pengondisian terhadap keadaan.
Siapa pun yang memiliki ketertarikan dan ingin berbagi cerita melalui sketsa bisa bergabung dengan komunitas ini. Mereka memiliki agenda rutin untuk berkumpul setiap bulan dan membuat sketsa di berbagai tempat menarik. Mereka juga mengikuti pameran yang diadakan dengan pihak lain, seperti seniman. Ke depannya, komunitas ini berharap bisa menularkan semangat sketsa ke khalayak ramai, mengadakan pameran sendiri, membuat buku, serta mengadakan gathering sketsa nasional.
Sumber: Majalah Asri